Minggu, 22 JUNI 2025 • 17:20 WIB

Kisah Mona Fandey: Dari Penyanyi ke Dukun hingga Pembunuhan Sadis

Author

Kisah Mona Fandey: Dari Penyanyi ke Dukun hingga Pembunuhan Sadis. (ohbulan.com)

INDOZONE.ID - Nama Mona Fandey sempat dikenal di Malaysia sebagai penyanyi pada era 1980-an. Namun, siapa sangka kariernya di dunia hiburan gagal. Setelah meninggalkan dunia hiburan, Mona mulai dikenal sebagai dukun spiritual yang melayani kalangan elite dan politisi.

Sayangnya, jalan hidupnya berubah makin gelap. Sosok yang dulu tampil suka pernyanyi berubah menjadi pelaku dalam salah satu kasus pembunuhan paling mengerikan di Malaysia.

Awal Karier Mona Fandey

Mona Fandey. (medium.com)

Mona Fandey, yang bernama asli Maznah Ismail, lahir pada 1 Januari 1956 di negeri Kelantan, Malaysia. Pada akhir 1980-an, Mona mencoba peruntungan di dunia hiburan Malaysia dan sempat tampil di beberapa acara TV lokal.

Album pertamanya berjudul "Diana", dirilis pada tahun 1987, yang juga menjadi satu-satunya album resminya. Salah satu lagu dari album itu yang cukup dikenal berjudul “Ku Nyanyikan Lagu Ini”.

Meski penampilannya penuh gaya dan punya karakter kuat, album "Diana" tidak sukses secara komersial. Ia tidak berhasil bersaing dengan penyanyi-penyanyi besar Malaysia saat itu.

Baca juga: Pembunuhan Black Dahlia: Kasus Kriminal Paling Terkenal di Amerika Serikat

Beralih ke Dunia Mistis dan Jadi Dukun Elite

Setelah meninggalkan dunia hiburan, Mona mulai mencari jalan lain. Ia mengaku memiliki kemampuan spiritual, dan perlahan mulai dikenal sebagai dukun atau bomoh oleh orang-orang kaya, termasuk pejabat dan tokoh politik.

Mona tidak bekerja sendiri. Ia menjalankan praktik perdukunannya bersama sang suami, Mohamad Nor Affandi, dan seorang asisten bernama Juraimi. Mereka mengklaim bisa memberi kekuatan, keberuntungan, dan kejayaan bagi para kliennya, dengan imbalan uang dalam jumlah besar.

Mereka sering terlihat hidup mewah, dengan pakaian glamor, perhiasan mencolok, dan gaya hidup tinggi. Ini semua berasal dari "jasa" mereka sebagai dukun yang dipercaya bisa membantu kesuksesan karier seseorang, termasuk di dunia politik.

Ritual yang Berakhir Tragis

Titik balik mengerikan terjadi pada tahun 1993, seorang politisi bernama Datuk Mazlan Idris, anggota Dewan Eksekutif Pahang dari partai UMNO, datang ke Mona untuk meminta bantuan spiritual agar karier politiknya semakin naik.

Ia setuju membayar Mona dengan uang dalam jumlah besar, termasuk memberikan cek dan aset berupa rumah serta mobil mewah. Namun, niat minta bantuan berubah jadi tragedi.

Dalam ritual yang dilakukan di rumah Mona, Mazlan justru dibunuh secara sadis. Ia ditipu untuk berbaring dengan mata tertutup, lalu dipenggal dan tubuhnya dipotong menjadi 18 bagian. Bagian tubuh tersebut kemudian dikubur di halaman rumah Mona. 

Baca juga: Kasus Tragis Lacey Fletcher: Korban Penelantaran dan Pembunuhan Orang Tua

Penangkapan dan Persidangan

Pengadilan Mona Fandey. (medium.com)

Setelah tertangkap, Mona dan dua rekannya diadili secara terbuka. Sidangnya jadi sorotan besar di Malaysia. Yang membuat publik terkejut, Mona sering terlihat tersenyum, berpakaian mencolok, dan bahkan melambai ke kamera selama proses pengadilan.

Pada tahun 2001, Mona, suaminya, dan Juraimi akhirnya dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi dengan cara digantung. Sebelum dieksekusi, Mona sempat mengucapkan kalimat yang terkenal: "Saya tidak akan mati."

Dan sampai hari ini, nama Mona Fandey masih sering dibahas sebagai salah satu kasus pembunuhan paling mengerikan di Malaysia.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Medium.com

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Kontak Tentang Kami Redaksi Info Iklan Pedoman Media Siber Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir