INDOZONE.ID - Pada pagi hari tanggal 1 Desember 1948, pantai Somerton di Adelaide, Australia, seorang pria ditemukan tergeletak tak bernyawa di pasir, dengan tubuh yang terlihat rapi dan tanpa tanda kekerasan.
Kasus ini dikenal sebagai Misteri Tamam Shud, sebuah teka-teki yang hingga kini, lebih dari 70 tahun kemudian, belum juga terpecahkan.
Penemuan Mayat di Pantai Somerton (Historc Mysteries)
Mayat pria itu ditemukan dalam posisi bersandar di tepi pantai. Ia mengenakan jas dan dasi rapi meskipun cuaca saat itu cukup hangat untuk pakaian seperti itu.
Baca Juga: Misteri di Pegunungan Ural Rusia: Insiden Dyatlov Pass yang Tak Terpecahkan
Tidak ada identitas apa pun yang ditemukan di tubuhnya, termasuk dompet, kartu pengenal, atau tanda lain yang bisa mengungkap siapa dia. Akhirnya, pria misterius ini dikenal sebagai "The Somerton Man," karena ditemukan di pantai Somerton.
Dalam penyelidikan ditemukan beberapa benda yang dibawa Somerton Man seperti tiket kereta api tujuan Henley Beach yang tidak terpakai, tiket bus, rokok, dan koper yang berisi beberapa barang seperti sisir dan pisau cukur.
Pada koper ditemukan juga benang berwarna jingga yang juga ditemukan di celana Somerton Man dan setelah beberapa bulan ada sebuah bukti yaitu sebuah robekan kertas kecil.
Baca Juga: Kisah Nyata Amelia Dyer, Pembunuh Bayi Terkejam dalam Sejarah
Sebuah potongan kertas kecil bertuliskan "Tamam Shud," yang berarti "sudah berakhir" dalam bahasa Persia. Kata itu berasal dari buku puisi berjudul Rubaiyat of Omar Khayyam yang diterbit tahun 1941.
Setelah mencari lebih jauh, buku tersebut diduga dilempar ke dalam mobil melalui kaca jendela yang dibuka. Pada halaman belakang buku terdapat kode-kode tulisan tangan.
Karena tidak ada titik terang, akhirnya pada tanggal 14 Juni 1949 mayat pria tersebut dimakamkan di Adelaide's West Terrace Cemetery dan di nisannya dituliskan "Here Lies The Uknown Man Who Was Found At Somertin Beach 1st Dec 1948.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Historic Mysteries