Kategori Berita
Media Network
Selasa, 13 MEI 2025 • 16:07 WIB

Astronot Bisa Sakit di Antariksa? Ini Fakta dan Penanganannya!

INDOZONE.ID - Kalau sedang sakit, biasanya kita pergi ke dokter, pusat medis, atau ruang gawat darurat, tergantung seberapa parah kondisinya. Tapi, bagaimana kalau sedang berada sekitar 200 mil di atas Bumi sebagai astronot di luar angkasa? Jelas, tidak ada rumah sakit atau puskesmas yang bisa dikunjungi untuk mengatasi batuk atau sakit lainnya.  

Sebagai gantinya, astronot harus mengandalkan pelatihan yang sudah mereka jalani, bantuan dari sesama kru, perlengkapan medis dan obat-obatan yang tersedia, serta manual dan keahlian dokter penerbangan misi.  

Empat astronot dalam pesawat luar angkasa Dragon milik SpaceX, dari kiri ke kanan, Alexander Grebenkin, Michael Barratt, Matthew Dominick, dan Jeanette Epps.

Dokter penerbangan ini adalah tenaga medis dengan pelatihan khusus di bidang kedokteran luar angkasa. Mereka ditugaskan untuk setiap kru yang berangkat ke luar angkasa. Tugas mereka pun cukup beragam dan sudah dimulai sejak di Bumi, yaitu dengan mengawasi kesehatan serta memberikan pelatihan medis bagi para astronot sebelum peluncuran. Menurut NASA, mereka juga bertanggung jawab menangani berbagai masalah medis yang mungkin terjadi selama atau setelah penerbangan antariksa.

Saat berada di luar angkasa, dokter bedah penerbangan bekerja dari Pusat Kontrol Misi NASA dan rutin mengadakan konferensi medis tertutup setiap minggu dengan para astronot. Menurut NASA, semua informasi yang dibahas dalam pertemuan ini bersifat rahasia, kecuali jika berpengaruh terhadap jalannya misi.  

Baca Juga: Setelah 232 Hari di Luar Angkasa, 4 Astronot Balik ke Bumi dengan Pesawat Dragon SpaceX 

Untuk berkomunikasi dengan astronot yang sedang melakukan penelitian di luar atmosfer Bumi, NASA sangat mengandalkan telemedicine, sebuah metode yang semakin umum digunakan sejak pandemi COVID-19. "Sistem medis pintar" memungkinkan dokter tidak hanya mendiagnosis astronot yang sakit saat mereka bekerja di lingkungan paling terpencil, tetapi juga memberikan pilihan perawatan yang sesuai. Salah satu contohnya terjadi pada tahun 2020, ketika seorang ahli medis dari UNC dipanggil untuk membantu seorang astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengalami pembekuan darah.

Menurut UNC Health, astronot tersebut sudah menjalani misi selama dua bulan dari total enam bulan yang direncanakan ketika Dr. Stephan Moll mendapat panggilan untuk membantu menentukan metode pengobatan bagi kasus pembekuan darah pertama yang ditemukan di luar angkasa. "Karena tidak ada ruang gawat darurat di luar angkasa, kami harus benar-benar mempertimbangkan semua pilihan dengan sangat hati-hati," kata Moll tentang pengalamannya.  

Ilustrasi astronot di ruang angkasa. (Unsplash)

Menariknya, astronot tersebut tidak menunjukkan gejala apa pun. Satu-satunya alasan pembekuan darah itu bisa terdeteksi adalah karena adanya studi penelitian di laboratorium luar angkasa yang menggunakan ultrasound, menurut laporan dari UNC Health.

Space.com mewawancarai Jonathan Clark, mantan dokter kru untuk program Pesawat Ulang-alik NASA, yang menjelaskan bahwa saat berada di orbit rendah Bumi, astronot bisa mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan atas, pilek, infeksi kulit, hingga infeksi saluran kemih.  

Sebelum berangkat, para kru harus menjalani pemeriksaan fisik rutin dan menjalani karantina selama dua minggu. Karantina ini bertujuan untuk "menstabilkan kesehatan kru pesawat" sekaligus melindungi astronot yang sudah lebih dulu berada di stasiun luar angkasa dari risiko paparan penyakit.  

Baca Juga: Gak Sembarangan, Begini Cara Astronot Muslim Salat dan Puasa di Luar Angkasa

Setelah tiba di luar angkasa, astronot tetap menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan, termasuk karantina tertentu, pengambilan sampel urin, serta tes darah dan air liur. Menurut NASA, pemeriksaan ini berguna untuk memantau kondisi kesehatan dan tingkat aktivitas setiap astronot.  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Space.com

BERITA TERBARU

Astronot Bisa Sakit di Antariksa? Ini Fakta dan Penanganannya!

Link berhasil disalin!