Kategori Berita
Media Network
Kamis, 02 MARET 2023 • 19:00 WIB

Profesor yang Ramalkan Gempa Turki Prediksi Indonesia Bakal Gempa Besar

Frank Hoogerbeets, Profesor Belanda yang memprediksi gempa Turki (Ukraynahaber/REUTERS/White Helmets/Handout)

Frank Hoogerbeets, profesor asal Belanda yang ramalannya terbukti soal gempa Turki kembali membuat kehebohan dengan prediksi tebarunya. 

Pria yang bekerja di Solar System Geometry Survey (SSGS) itu memperkirakan wilayah Indonesia, khususnya Pulau Sulawesi, Halmahera dan Laut Banda akan mengalami gempa besar pada awal Maret 2023.

“Dari Kamchatka, Kepulauan Kuril dan Jepang di utara di atas Filipina dan juga menandai Sulawesi, Halmahera bahkan mungkin Laut Banda, Indonesia.”

“Ini bisa menjadi signifikan untuk tanggal 3 atau 4 Maret, jika kita menghitung 6 hari dari tanggal 25 , kita kan berakhir sekitar waktu itu,” paparnya, seperti yang dilihat Indozone dalam unggahan di akun Instagram @lambekawanua, Kamis (2/3/2023).

Bencana Awal Maret

Hatice Yigit, 57, melihat puing-puing rumahnya yang runtuh saat dia mencari emas dan uang yang dia simpan untuk pertunangan putrinya di Antakya, provinsi Hatay, Turki, 1 Maret 2023. (REUTERS/Susana Vera)

Sementara itu dikutip dari B92, Frank Hoogerbeets mengungkapkan Minggu pertama bulan Maret sangat mengkhawatirkan sebab dunia bisa dilanda gempa besar.

“Konvergensi geometri planet kritis sekitar 2 dan 5 Maret dapat mengakibatkan aktivitas seismik besar hingga sangat besar, bahkan mungkin gempa dorong besar sekitar 3-4 Maret dan/atau 6-7 Maret,” ungkap Hoogerbeets dalam video yang juga diunggah di kanal YouTube-nya.

Dalam video itu sendiri, seismolog tersebut turut mengklaim bahwa kekuatan gempa yang diduga akan datang bisa lebih dari 8 skala Richter.

Baca juga: Sosok Frank Hoogerbeets, Pria Belanda yang Prediksi Gempa Turki, Ternyata Dikecam Peneliti

Daerah yang terkena dampak dapat membentang ribuan kilometer, dari Semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kuril di Timur Jauh Rusia, sampai ke Filipina dan Indonesia.

"Saya tidak melebih-lebihkan. Saya tidak berusaha menciptakan ketakutan. Ini adalah peringatan," tegas Hoogerbeets.

Profesor Amatir

Frank Hoogerbeets, Profesor Belanda yang memprediksi gempa Turki. (NTV)

Menanggapi ramalan Hoogerbeets, Kepala Penelitian Geofisika cabang Kamchatka dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Danila Chebrov mempertanyakan metode yang yang dipakai prosesor Belanda tersebut.

Baca juga: Gempa Dahsyat M7,8 Turki Diramal Peneliti Belanda 3 Hari Sebelum Terjadi, Bagamaina Bisa?

Ia bahkan meragukan  prediksi Hoogerbeets dan menggambarkannya sebagai seorang yang 'amatir'.

“Hubungan antara pergerakan planet di tata surya dan aktivitas seismik di Bumi cukup lemah, dan menggunakannya sebagai alat prognostik utama bermasalah," jelas Chebrov.

Sebelumnya pada 3 Februari, Hoogerbeets memposting tweet yang berbunyi. "Cepat atau lambat gempa berkekuatan 7,5 akan terjadi di wilayah ini (Turki Tengah Selatan, Yordania, Suriah, Lebanon)."

Tiga hari kemudian, gempa berkekuatan 7,8 melanda Turki dan Suriah. Bencana tersebut menyebabkan kematian lebih dari 50.000 orang dan gempa susulan yang kuat berlanjut di wilayah tersebut hingga hari ini.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Profesor yang Ramalkan Gempa Turki Prediksi Indonesia Bakal Gempa Besar

Link berhasil disalin!