Sir Thomas Urquhart yang meninggal karena terlalu banyak tertawa (Cromarty Courthous Museum)
Sir Thomas Urquhart (1611-1660) meninggal karena terlalu banyak tertawa. Tetapi pada dasarnya ia menyimpan perasaan pilu di hatinya.
Dikutip dari History Collecton, Thomas Urquhart merupakan seorang polymath dan penulis dalam sejarah sastra Skotlandia.
Ia banyak menulis tentang sistem trigonometri baru yang ia sadur kembali dalam ilmu matematika, sejarah keluarga, epigram, dan penemuan bahasa universal jauh sebelum bahasa Esperanto.
Urquhart juga seorang royalis yang berjuang untuk Raja Charles I melawan Perjanjian Skotlandia pada tahun 1639, dan dianugerahi gelar kebangsawanan oleh raja atas dukungannya pada tahun 1641.
Setahun kemudian, ayah Urquhart meninggal dan meninggalkannya sejumlah utang. Karena itu ia harus berurusan dan menghindari kreditor selama bertahun-tahun.
Untuk menghindar, ia bahkan sampai melarikan diri dari Skotlandia ke tempat asing yang tak diketahui untuk sementara waktu.
Baca juga: Kisah Tragis Thomas Cromwell, Dihukum Pancung Berkali-kali padahal Tak Melakukan Kesalahan
Setelah selang beberapa tahun, ia kembali lagi ke Skotlandia pada tahun 1645 untuk menerbitkan risalah matematika, Trissotetras, Or A Most Exquisite Table For Resolving Triangles.
Ia mengeklaim dapat memungkinkan seorang siswa untuk belajar matematika yang biasanya dipelajari selama satu tahun, mereka dapat menguasai hanya dalam tujuh minggu. Namun, kenyataannya buku itu ditulis sedemikian rumit hingga siswa kesulitan memahaminya.
Kehidupan Urquhart terus disorot ketika ia bergabung dengan pemberontakan royalis yang gagal di Inverness pada tahun 1648. Dari peristiwa itu ia dinyatakan sebagai pengkhianat oleh Parlemen.
Pada tahun 1651, ia kemudian bergabung dengan upaya jangka panjang Charles II untuk merebut kembali takhta. Akibat pemberontakannya, Urquhart ditangkap dan dipenjarakan selama dua tahun, pertama di Menara London, lalu di Windsor.
Saat dikurung, dia melobi Oliver Cromwell untuk membebaskannya. Cromwell akhirnya memerintahkan dia dibebaskan pada tahun 1653.
Baca juga: Kisah Tragis Huang Yijun: Wanita yang Hamil Selama 60 Tahun dan Melahirkan 'Bayi Mumi'
Namun, Urquhart kehilangan semua manuskripnya, dan harus kehilangan semua propertinya sebagai syarat pembebasan bersyarat dan pembebasannya. Sehingga ia harus meninggalkan Inggris.
Kemudian pada tahun 1660, Urquhart mendengar bahwa Charles II yang ia anggap tak mampu merebut takhta, telah dipulihkan dan disambut kembali sebagai raja. Bagi Urquhart itu lelucon yang sangat menyakitkan.
Itu juga hal yang paling lucu yang membuatnya banyak tertawa. Bahkan dikabarkan Urquhart mati karena terlalu banyak tertawa karena Charles II menjadi raja.
Namun sebenarnya, ia patah hati sebab seorang pria yang sangat dibencinya telah dinobatkan sebagai raja. Sehinga kematiannya masih dianggap sebagai legenda dalam sejarah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: