INDOZONE.ID - Bulan Rajab merupakan bulan haram kalender Hijriyah yang memiliki tempat istimewa bagi umat Islam di dunia.
Selain menjadi momen peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab, masyarakat Jawa juga melestarikan berbagai tradisi adat yang telah berlangsung turun-temurun.
Tradisi bulan Rajab ini mencerminkan keunikan budaya lokal yang berpadu dengan nilai-nilai keislaman.
Berikut adalah enam tradisi khas Jawa di bulan Rajab yang penuh filosofi dan makna.
1. Ritual Peksi Burok
Ritual Peksi Burok adalah tradisi khas Yogyakarta yang dilaksanakan untuk memperingati Isra Miraj.
Dalam tradisi Peksi Burok ini, masyarakat membuat replika burung burok menggunakan buah dan kulit jeruk bali.
Kulit jeruk dibentuk menyerupai tubuh dan leher burung, dilengkapi dengan jengger bagi burung jantan.
Baca Juga: Pengertian Bulan Rajab: Bulan Haram yang Dimuliakan Allah SWT
Rangkaian daun kemuning digunakan sebagai sarang tempat burung bertengger.
Replika burung ini kemudian diletakkan di puncak pohon yang disangga dengan ruas bambu.
Ritual di bulan Rajab ini tidak hanya memiliki nilai seni, tetapi juga menjadi simbol penghormatan terhadap peristiwa Isra Miraj.
2. Rajaban di Dukuh Wonosari
Rajaban merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh warga Dukuh Wonosari.
Dilansir dari YouTube @JAVA ETHNIC, tradisi rajaban di Dukuh Wonosari ini berupa kenduri satu dusun yang biasanya digelar pada Jumat Kliwon di bulan Rajab.
Setiap warga diwajibkan membawa kemenyan untuk dibakar, ayam ingkung, ketan, nasi tumpeng, lauk-pauk, dan buah pisang.
Tradisi ini dilengkapi dengan tahlil dan doa bersama, menciptakan suasana khidmat dan penuh kebersamaan.
Kenduri ini menjadi momen bagi masyarakat untuk bersyukur dan memanjatkan doa bersama.
3. Tradisi Nyadran
Tradisi Nyadran dilakukan pada hari ke-10 bulan Rajab. Masyarakat melaksanakan ziarah kubur dengan membawa bunga, terutama bunga telase, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
Setelah ziarah, tradisi ini dilanjutkan dengan kenduri atau makan bersama.
Menu yang disajikan meliputi ayam ingkung, sambal goreng ati, urap, dan makanan lainnya yang disajikan beralaskan daun pisang.
Tradisi khas Jawa ini mempererat tali silaturahmi antarwarga dan mengingatkan pentingnya menghormati orang-orang yang telah mendahului.
4. Tinggalan Jumeneng di Keraton Surakarta Hadiningrat
Setiap tanggal 25 Rajab, Keraton Surakarta Hadiningrat menggelar upacara adat untuk memperingati naiknya tahta Raja Kesunanan Surakarta.
Acara ini dipenuhi simbol-simbol budaya Mataram, mulai dari tempat upacara yang penuh filosofi, tarian Bedoyo Ketawang, hingga kirab budaya.
Tradisi di bulan Rajab ini menjadi momen sakral yang merepresentasikan kejayaan dan keagungan budaya Jawa.
5. Tradisi Malam Baroatan: Festival Lampion di Jepara
Baroatan adalah tradisi unik di Kecamatan Kalinyamatan dan Pancangan, Kabupaten Jepara.
Dalam tradisi ini, masyarakat membuat lampion dan mobil-mobilan dari bambu serta kertas minyak transparan.
Festival lampion ini melibatkan semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang bersama-sama memeriahkan suasana malam di bulan Rajab.
Tradisi Baratan menjadi simbol kreatifitas masyarakat lokal sekaligus sarana mempererat hubungan sosial.
6. Tradisi Ambengan
Ambengan adalah tradisi memperingati Isra Miraj yang dilakukan dengan membawa makanan secara berbondong-bondong ke masjid atau mushola.
Baca Juga: 5 Keutamaan Bulan Rajab: Bulan Penuh Kemuliaan dan Pahala
Makanan ini kemudian dinikmati bersama-sama sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diterima di bulan Rajab.
Tradisi ini mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat Jawa, sekaligus mengajarkan pentingnya berbagi kepada sesama.
Keenam tradisi ini tidak hanya menjadi cara masyarakat Jawa memperingati bulan Rajab, tetapi juga wujud pelestarian budaya yang sarat dengan nilai-nilai luhur.
Melalui tradisi ini, masyarakat diajak untuk mengenang sejarah, mempererat silaturahmi, dan memperkuat keimanan.
Sebagai warisan budaya, tradisi-tradisi ini patut dijaga dan dilestarikan agar tetap hidup di tengah perubahan zaman.
Bulan Rajab menjadi momen istimewa bagi masyarakat Jawa untuk merayakan keberagaman budaya dan nilai-nilai keislaman yang telah mengakar dalam kehidupan mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube