Senin, 11 SEPTEMBER 2023 • 21:05 WIB

Mahar dalam Budaya Cina, Berawal dari Putri Kerajaan yang Enggan Dijodohkan

Author

Ilsutrasi tentang mahar. (Z Creators/Rezki Nadia)

INDOZONE.ID - Tradisi memberikan mahar pada calon pengantin sudah ada sejak zaman dahulu. Tradisi mahar juga tercatat muncul di berbagai budaya dan peradaban, salah satunya dalam budaya Cina.

Masing-masing budaya memiliki asal usul tradisinya sendiri, di Cina asal usul mahar memiliki sejarah panjang. Saat pengantin pria disibukkan dengan membeli perabotan dan menghias rumah baru pengantin, pengantin wanita akan sibuk menyiapkan mahar.

Asal Usul Mahar di Tibet

Konon, mahar berawal dari pernikahan Putri Wencheng dengan Raja Tibet. Kaisar Taizong dari Dinasti Tang setuju untuk menikahkan putri angkatnya itu dengan Songtsen Gampo, Raja Tibet yang berkuasa saat itu.

Perjodohan tersebut merupakan pernikahan politik yang bertujuan untuk memastikan stabilitas perbatasan negara. Sang Putri pun menolak perjodohan itu karena enggan bepergian ke tempat yang jauh dari rumahnya.

Baca Juga: Burung Tercantik Asal Cina, Pesona Keindahan Warna Bulunya

Pejabat Wei Zheng pun memberi usul pada Kaisar Taizong untuk mengizinkan pengasuh dan pelayan pergi bersama dengan sang Putri untuk menemaninya di istana Kerajaan Tibet.

Wei Zheng juga memberi saran untuk membawakan perabotan dan perhiasan kesukaan sang Putri sebagai mahar untuk ikut serta dibawa. Sang Putri pun akhirnya setuju dengan lamaran pernikahannya.

Mengetahui hal itu, Kaisar Taizong langsung memerintahkan pekerja untuk membuat ranjang phoenix, lemari angsa, sekat merak, meja Delapan Dewa, ganjalan kaki gajah, brokat, dan cermin pelangi untuk dibawa Putri Wenchen.

Tak hanya itu, potret Kaisar Taizong serta Permaisuri pun diukir di belakang cermin, sehingga ketika sang Putri merasa rindu pada orangtuanya, maka dia bisa melihat ukiran tersebut.

Sejarah Mahar dalam Budaya Cina

Praktik mahar sebenarnya tercatat sudah lebih dulu dilakukan pada masa sebelum Dinasti Tang. Tercatat persembahan mahar dimulai pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur atau penghujung masa Dinasti Zhou, yakni sekitar 770-480 SM.

Baca Juga: Janjang Koto Gadang, Tembok Cina Ala Bukittinggi

Pada saat itu, mahar diberikan sebagai cara untuk menaikkan status seseorang. Rakyat jelata akan bersiap untuk memberi mahar yang banyak agar anak perempuan mereka bisa menikah dengan orang kaya. Sehingga saat itu mahar disebut sebagai ‘pengiring’ (pei men).

Pada masa Kaisar Taizong dari Dinasti Tang, Kaisar memerintahkan untuk menghentikan praktik ini, namun sudah terlambat, praktik mahar sebagai ‘jual beli status’ sudah terlanjur melekat.

Meski kini sudah tidak peduli lagi dengan status derajat antar keluarga, namun nilai martabat keluarga masih sangat penting. Oleh karena itu, keluarga pengantin wanita akan memberikan mahar mewah untuk putrinya sebagai tanda bahwa putrinya berasal dari keluarga yang bermartabat.

Itulah asal mula mahar dalam budaya Cina berdasar legenda serta jejak sejarahnya. Sejak itu, legenda mahar pun diturunkan dari generasi ke generasi. Makna mahar itu sendiri bergantung dari sudut pandang keluarga masing-masing pengantin.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators