INDOZONE.ID - Dalam tradisi China, bacang sangatlah erat dengan perayaan-perayaan atau acara penting. Makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan dengan isian daging cincang ini, dahulu wajib dimakan peserta ujian kerajaan lho!
Bacang terkenal kaitannya dengan Perayaan Perahu Naga. Pada perayaan tersebut, masyarakat Tionghoa melakukan tradisi makan bacang.
Hal itu sudah dilakukan sejak zaman dulu, bahkan muncul dalam buku Feng Tu Ji yang ditulis Jenderal Zhou Chu dari Dinasti Jin Barat.
Tradisi bacang juga muncul di beberapa karya sastra kuno seperti dalam novel You Yang Za Zu, yang ditulis selama masa Dinasti Tang dan puisi Guo Lin Jia oleh penyair Lu You, dari Dinasti Song Utara.
Asal Mula Tradisi Bacang
Awalnya, bacang digunakan sebagai persembahan untuk leluhur, altar Bumi dan Tuaian, serta dewa lainnya.
Semenjak masa Dinasti Zhou, masyarakat saat itu lebih menyukai menggunakan hewan bertanduk untuk persembahan.
Baca Juga: Mengenal Upacara Pernikahan Mayat dalam Budaya Suku Toraja, Tradisi Unik Rayakan Kematian
Hal itu karena hewan bertanduk dipercaya punya kekuatan spiritual untuk bisa berunding dengan dewa memohon hasil panen yang baik.
Saat itu, bacang yang dibentuk seperti tanduk banteng menjadi yang paling sempurna.
Pada masa Periode Negara-negara Berperang, kisah legendaris tentang kematian penyair patriotik Qu Yuan yang bunuh diri di sungai Miluo pada hari kelima bulan kelima imlek (penanggalan Cina), mengawali tradisi bacang dan Perayaan Perahu Naga.
Dalam buku kuno Xu Qie Xie Jie yang ditulis Wu Jun dari Dinasti Liang Selatan, dikisahkan bahwa orang Chu meratapi kematian Qu Yuan dengan menyebarkan bacang ke sungai pada setiap peringatan hari kematiannya, sebagai ungkapan rasa hormat.
Disebutkan juga bahwa orang Chu berusaha menyelamatkan tokoh patriot itu, namun gagal.
Sejak itu diadakan lomba perahu untuk mengenangnya, dan berharap lomba tersebut bisa mengusir ikan di sungai agar tubuh Qu Yuan tidak dimakan.
Bacang Sebagai Makanan Keberuntungan
Selama masa Dinasti Ming dan Ching, bacang dianggap sebagai makanan keberuntungan. Bahkan peserta ujian kerajaan wajib makan bacang khusus berbentuk kuas untuk dapat nasib baik.
Hal itu dikaitkan dengan bentuk penamaannya bizong (bacang kuas), yang bunyinya mirip dengan bizhong (pasti sukses).
Konon, bacang ini punya kekuatan khusus yang bisa membuat peserta ujian lancar melalui ujiannya.
Dalam berbagai perayaan, bacang menjadi hadiah yang umum diberikan. Bahkan dalam lamaran pernikahan, bacang menjadi hantaran paling penting.
Ada berbagai jenis, bentuk, dan cita rasa bacang dalam budaya Cina. Hal itu tergantung khas daerah masih-masing.
Baca Juga: Ma'Nene, Tradisi Khas Suku Toraja Hormati Para Leluhur, Jasad Dibersihkan dan Diberi Pakaian Baru
Isiannya pun beragam, mulai dari daging cincang, ham, kelapa, pasta kacang merah, hingga kurma merah.
Bacang juga dipercaya dapat mengusir panas dari tubuh dan menjauhkan dari roh jahat.
Mulai dari asal mulanya hingga berbagai kisah yang ditulis dalam buku dan satra kuno, bacang sudah dijadikan makanan yang istimewa.
Itulah yang membuat bacang menjadi makanan keberuntungan sejak 2000 tahun lalu.
Hingga kini, tradisi makan bacang masih dilakukan di beberapa negara termasuk Indonesia dalam Perayaan Perahu Naga atau yang disebut juga Sembahyang Bacang.
Writer: Victor Median
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators