Kategori Berita
Media Network
Kamis, 26 DESEMBER 2024 • 12:55 WIB

Mengenal Mitos Krampus, Sosok Mistis 'Evil Santa' dari Tradisi Eropa Saat Natal

"Krampus adalah yin untuk yang Santa Claus," kata Seghers kepada Smithsonian.com. "Kamu punya sang santo, kamu punya iblis. Ini menggali keinginan makabre bawah sadar yang dimiliki banyak orang, yang berlawanan dengan Natal manis yang banyak dari kita alami waktu kecil."

Berasal dari Paganisme

Faktanya, akar Krampus tidak ada hubungannya dengan Natal. Sebaliknya, ia berasal dari paganisme pra-Jerman di wilayah tersebut. Namanya berasal dari bahasa Jerman krampen, yang berarti "cakar", dan tradisi mengatakan bahwa ia adalah putra dari dewa dunia bawah Norse, Hel. Pada abad ke-12, Gereja Katolik mencoba menghapuskan perayaan Krampus karena kemiripannya dengan iblis.

Upaya penghapusan lebih lanjut dilakukan pada tahun 1934 oleh Partai Sosial Kristen yang konservatif di Austria. Namun, semuanya gagal, dan Krampus muncul sebagai kekuatan yang sangat ditakuti dan dicintai dalam tradisi liburan.

Menghadapi Kekhawatiran Tentang Tradisi Krampus

Untuk sebagian orang, festival tahunan berburu anak oleh Krampus adalah sesuatu yang menyenangkan—namun kekhawatiran bahwa para pengungsi di kota-kota Alpen yang merayakan Krampus bisa merasa takut dengan tradisi ini telah mendorong beberapa kota untuk mempertimbangkan untuk meredakan horor ini.

Baca Juga: Jejak Sejarah Pohon Natal, dari Tradisi Kuno hingga Simbol Modern

Tahun ini, kedatangan Krampus yang dijadwalkan di kota-kota Alpen yang merayakannya bertepatan dengan gelombang pengungsi dari Suriah dan Afghanistan. Meski festival ini sangat disukai, hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa tetangga baru mungkin merasa takut dengan tradisi dan kostum-kostum yang bisa menambah ketakutan.

Alih-alih membatalkan pawai, pejabat kota memutuskan untuk mengedukasi para pendatang baru. Rozina Sabur dari The Telegraph menulis bahwa anak-anak pengungsi di Lienz diundang untuk menghadiri presentasi di mana mereka belajar tentang properti, kostum, dan kebiasaan Krampus.

Seghers menyukai ide memperkenalkan Krampus kepada pengungsi di Austria.

"Saya rasa luar biasa bahwa mereka ingin membuat para pengungsi terbiasa dengan hal semacam ini," katanya. "Kamu tidak bisa memaksa orang untuk mengadopsi tradisi budaya yang mereka tidak punya dasar atau acuan."

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Smithsonianmag.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Mengenal Mitos Krampus, Sosok Mistis 'Evil Santa' dari Tradisi Eropa Saat Natal

Link berhasil disalin!