INDOZONE.ID - Indonesia dikenal kaya akan tradisi unik, tetapi tradisi Carok dari Madura adalah salah satu yang paling ekstrem. Tradisi ini tak hanya melibatkan konflik, tapi juga mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan harga diri dan kehormatan keluarga.
Carok adalah duel antara laki-laki yang biasanya dipicu oleh penghinaan terhadap harga diri, terutama terkait kehormatan perempuan.
Mengutip Jurnal Hukum Akomodasi Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Madura Mengenai Penyelesaian Carok Dalam Hukum Pidana, Ali, Mahrus. (2010), bagi masyarakat Madura, harga diri adalah segalanya, sehingga Carok dianggap sebagai cara menjaga martabat mereka.
Baca Juga: Menguak Ritual Sesaji Rewanda: Tradisi Sakral di Goa Kreo Semarang
Tradisi ini biasanya melibatkan lima elemen utama, yaitu tindakan pembunuhan atau percobaan pembunuhan, penghinaan terhadap harga diri, perasaan malu (malo), dukungan sosial untuk mempertahankan martabat, kepuasan dan kebanggaan dari hasilnya.
Madura dikenal dengan masyarakatnya yang menjunjung tinggi tradisi dan nilai-nilai agama. Sayangnya, pemahaman yang kaku terhadap konsep menjaga kehormatan kerap menjadi alasan Carok dilakukan. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan baru untuk mencegah konflik berujung kekerasan.
Baca Juga: Prosesi Grebeg Besar di Demak, dari Tumpeng Sanga hingga Penjamasan Pusaka
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan pemahaman tentang hukum, tidak hanya secara formal tetapi juga dalam konteks budaya. Program edukasi berkelanjutan yang memadukan nilai hukum dan budaya lokal dapat membantu mengurangi praktik kekerasan seperti Carok.
Solusi alternatif adalah menghidupkan kembali budaya musyawarah dan saling memaafkan yang sudah menjadi tradisi Madura sejak dulu. Penyelesaian masalah dengan pendekatan damai ini dapat mencegah konflik yang tak perlu dan menghormati nilai budaya tanpa mengorbankan nyawa.
Carok adalah cerminan kuatnya budaya Madura, tetapi sudah waktunya tradisi ini ditransformasi ke arah yang lebih positif. Dengan pendekatan yang bijak, masyarakat dapat tetap menjaga kehormatan tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal