Proses tedak sinten. (Z Creators/Putri Zaskia Veronika).
INDOZONE.ID - Tedak Siten adalah salah satu upacara adat yang kaya akan nilai budaya di Jawa, khususnya di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Upacara ini diselenggarakan untuk bayi yang memasuki usia tujuh bulan dalam kalender Jawa.
Tedak Siten secara harfiah berarti "turun tanah," yang menandakan pertama kalinya seorang bayi diperkenalkan dengan tanah atau bumi, melambangkan langkah awal bayi tersebut dalam kehidupan di dunia luar.
Tedak Siten memiliki makna mendalam bagi keluarga Jawa. Proses ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga sebuah doa dan harapan orang tua agar sang anak tumbuh sehat, kuat, dan tangguh menghadapi kehidupan.
Baca Juga: Mempertahankan Tradisi atau Menyelamatkan 'Raksasa Laut' di Lamalera
Dalam upacara ini, ada beberapa tahapan simbolis yang dilalui, masing-masing dengan makna khusus.
Dimulai dengan membersihkan kaki bayi menggunakan air kembang setaman, simbol pembersihan dan penyucian.
Bayi kemudian ditempatkan di atas tanah atau lantai yang telah diberi lapisan tanah. Langkah ini melambangkan perkenalan bayi dengan alam dan tanah sebagai pijakan kehidupannya.
Selanjutnya, bayi didorong untuk memanjat tangga yang terbuat dari batang tebu. Ini melambangkan usaha dan kerja keras yang harus dilalui dalam hidup.
Bayi juga diletakkan di atas nasi berwarna-warni yang melambangkan keberagaman dan keindahan hidup yang akan dijalaninya.
Baca Juga: Weton Jodoh: Tradisi Jawa untuk Menentukan Kecocokan Pasangan
Pada tahap akhir, bayi diberikan berbagai macam mainan atau barang seperti buku, mainan, atau benda lain yang disusun dalam tampah. Pilihan benda oleh bayi diyakini sebagai simbol minat dan bakat yang mungkin dimilikinya di masa depan.
Tedak Siten adalah wujud nyata dari kekayaan budaya Jawa yang terus dilestarikan. Upacara ini tidak hanya menjadi momen bahagia bagi keluarga, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun. Melalui Tedak Siten, diharapkan sang anak akan selalu dilindungi dan diberkahi dalam setiap langkah kehidupannya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung