Kategori Berita
Media Network
Kamis, 12 JUNI 2025 • 15:23 WIB

Tragedi Ngeri Joget Tanpa Henti di Tahun 1518, Gak Bisa Berhenti Sebelum Nyawa Melayang

Tragedi Ngeri Joget Tanpa Henti di Tahun 1518, Belum Bisa Berhenti Sebelum Nyawa Melayang.

INDOZONE.ID - Kejadian ini bisa dibilang salah satu yang paling absurd dan menyeramkan dalam sejarah. Bayangin, ada sekelompok orang joget terus-terusan tanpa musik, tanpa alasan jelas, sampai akhirnya nyawa melayang satu per satu.

Ini kejadian nyata yang bikin banyak orang termasuk ilmuwan dan sejarawan, masih geleng-geleng sampai sekarang.

Semua bermula di Strasbourg, wilayah yang sekarang jadi bagian dari Prancis. Tahun 1518, ada seorang perempuan bernama Frau Troffea tiba-tiba mulai menari sendiri di tengah jalan.

Baca Juga: Jadi Trend, Mengapa Konten Video Unboxing ASMR Menjadi Viral?

Gerakannya aneh dan nggak beraturan, tapi dia terus joget seakan tubuhnya punya kemauan sendiri.

Orang-orang sekitar awalnya cuma nonton, tapi dalam beberapa hari, jumlah penari bertambah. Bukan dua atau tiga orang, tapi belasan orang mulai ikutan nari tanpa bisa berhenti.

Dalam waktu seminggu, jumlahnya makin fantastis dengan lebih dari 30 orang terus menari siang dan malam.

Mereka joget sampai tubuh mereka luka-luka, kaki berdarah, dan nafas ngos-ngosan. Tapi tetap aja, mereka nggak bisa berhenti seolah-olah tubuhnya melawan kehendak.

Alih-alih menghentikan, pemerintah setempat malah mikir kalau penari ini harus disalurkan. Mereka bangun panggung, manggil musisi, dan nyediain tempat buat mereka nari.

Harapannya setelah puas joget, para penari bisa sembuh. Tapi hasilnya justru makin kacau, banyak yang tumbang karena kelelahan parah, serangan jantung, sampai stroke.

Menurut catatan sejarah, disebutkan bahwa dalam waktu sebulan, ada sekitar 15 orang yang meninggal setiap harinya akibat fenomena ini.

Para ahli sampai sekarang masih berdebat soal penyebabnya. Salah satu teori bilang ini bisa jadi karena keracunan jamur ergot, sejenis jamur yang tumbuh di gandum dan bisa bikin halusinasi berat. Kondisi makanan di masa itu memang buruk, jadi kemungkinan ini cukup masuk akal.

Teori lain lebih ke arah psikologis. Di masa itu, masyarakat hidup dalam tekanan berat dengan kelaparan, penyakit, dan stres kolektif.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Instagram @marikitaungkap

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Tragedi Ngeri Joget Tanpa Henti di Tahun 1518, Gak Bisa Berhenti Sebelum Nyawa Melayang

Link berhasil disalin!