Jumat, 08 NOVEMBER 2024 • 18:15 WIB

Mengenal Bi Disc, Artifak Paling Penting dalam Perkembangan Sejarah Tiongkok

Author

Bi disc

INDOZONE.ID - Kebudayaan manusia dapat dilihat melalui tiga bentuk utama: ide, perilaku, dan artifak.

Sementara ide bersifat abstrak dan tidak tampak secara fisik, perilaku mencerminkan pola-pola tertentu yang bisa diamati, dan artifak, seperti benda atau alat yang digunakan manusia, dapat dikenali secara langsung melalui panca indera.

Salah satu artifak paling terkenal dari sejarah Tiongkok kuno adalah bi disc, sebuah benda yang memiliki makna simbolis dan budaya yang mendalam.

Asal Usul dan Bentuk Bi Disc

Bi disc adalah sebuah artefak berbentuk cakram datar dengan lubang di tengahnya, umumnya terbuat dari bahan giok atau jade.

Artefak ini pertama kali muncul pada budaya Liangzhu yang berkembang di Delta Sungai Yangtze sekitar 3400 hingga 2250 SM, menjadikannya sebagai salah satu bentuk kebudayaan yang paling tua dari Tiongkok kuno.

Dalam penemuan arkeologis, bi disc sering ditemukan dalam makam-makam para bangsawan atau orang-orang berstatus tinggi di masyarakat Tiongkok kuno.

Penemuan ini sering kali diartikan sebagai simbol adanya perbedaan kelas yang mencolok antara bangsawan dan lapisan masyarakat lainnya. Bi disc pertama kali dikenal pada periode Neolitik dan terus diproduksi hingga dinasti Shang (1600-1046 SM), Zhou (1046-256 SM), dan Han (202 SM–220 M).

Baca Juga: Peradaban Sungai Kuning: Membedah Asal Usul Kebudayaan Cina Kuno

Makna Simbolis dan Kosmologi Bi Disc

Dalam kebudayaan Tiongkok kuno, bi disc memiliki makna simbolis yang dalam. Beberapa sejarawan percaya bahwa bentuk cakram dengan lubang di tengahnya melambangkan langit.

Bi disc sering ditemukan berpasangan dengan artefak lain, seperti cong (sejenis pipa segi empat), yang melambangkan bumi.

Konsep ini selaras dengan pandangan kosmologi kuno Tiongkok yang menyatakan bahwa langit meliputi bumi, sementara hubungan antara keduanya diajarkan dan dipelihara oleh para shaman, pemimpin spiritual yang memiliki pengetahuan mendalam tentang alam semesta.

Fungsi asli dari bi disc masih menjadi misteri, tetapi posisinya yang sering ditemukan di dekat jenazah bangsawan menunjukkan peranannya sebagai simbol langit yang melindungi jiwa di alam baka.

Bi disc biasanya diletakkan di sekitar area perut atau dada jenazah, yang diyakini dapat melindungi roh orang yang telah meninggal dari energi jahat. Selain itu, ukiran motif naga pada bi disc juga memperkuat simbolisme, karena naga dalam budaya Tiongkok melambangkan kekuatan, keberuntungan, dan perlindungan.

Material dan Status Sosial

Material yang digunakan untuk membuat bi disc juga memiliki nilai simbolis yang penting. Giok (jade), sebagai bahan yang paling sering digunakan, dianggap sebagai simbol moralitas, kemurnian, dan kedudukan sosial yang tinggi.

Dalam masyarakat Tiongkok kuno, pemilihan giok sebagai material utama menunjukkan status sosial yang sangat tinggi. Selain giok, bi disc juga bisa dibuat dari bahan lain seperti marmer, kaca, dan logam, yang masing-masing memiliki nilai yang bervariasi.

Baca Juga: Mengulik Makna Simbolis di Balik Sajian Ingkung Ayam dalam Tradisi Nyadran

Saat ini, bi disc dari dinasti Ming misalnya, dapat terjual dengan harga antara $1.500 hingga $3.000 di pasar lelang, sementara bi disc dari dinasti Qing dapat mencapai harga $1.000 hingga $2.000.

Salah satu bi disc terkenal yang dijual di lelang Bonham’s pada 2017, yakni bi disc dari dinasti Han, terjual dengan harga mencapai $10.828. Bahkan, bi disc besar yang terbuat dari giok kuning yang berasal dari dinasti Han dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi, sekitar $255.000.

Pentingnya Pelestarian dan Keberadaan Bi Disc Saat Ini

Meskipun bi disc merupakan artefak kuno, benda ini tetap memiliki relevansi yang besar dalam kebudayaan Tiongkok dan sejarah dunia. Kini, bi disc dapat ditemukan di berbagai museum ternama, seperti The British Museum dan The Metropolitan Museum of Art, di mana artefak ini dipamerkan sebagai bagian dari koleksi sejarah budaya Tiongkok yang kaya.

Keberadaan bi disc di museum-museum ini juga mencerminkan hubungan yang erat antara warisan budaya Tiongkok kuno dengan kehidupan kontemporer.

Melalui pelestarian dan pengkajian lebih lanjut terhadap artefak ini, masyarakat modern dapat terus mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan Tiongkok kuno dan menjaga tradisi tersebut meskipun arus globalisasi terus berkembang.

Bi disc tidak hanya menjadi objek koleksi, tetapi juga simbol penting dari sejarah panjang dan pemikiran filosofis yang telah membentuk budaya Tiongkok.

Baca Juga: Ngaku Terima Sinyal Alien dari 'Sky Eye', Tiongkok Sebut Curiga Sejak 2020 Lalu

Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Invaluable

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Link berhasil disalin!