Kamis, 07 NOVEMBER 2024 • 18:05 WIB

Sebelum Jepang, China Pernah Dominasi Asia Timur di Masa Lalu

Author

Ilustrasi China

INDOZONE.ID - Sistem Hua-Yi atau hubungan upeti berkembang di Asia Timur sejak Dinasti Ming (1368-1644). Awalnya, sistem ini didasarkan pada anggapan superioritas budaya China yang tinggi.

Namun, lama kelamaan, sistem ini berubah jadi terpusat pada nasionalisme yang mendasari hubungan antara China dan negara-negara sekitarnya.

Sistem Hua-Yi dibangun di atas jaringan hubungan politik dan budaya. Negara-negara yang mengakui kekuasaan China biasanya menunjukkan kesetiaan melalui pemberian upeti. Sebagai imbalan, China memberikan perlindungan dan bantuan ekonomi.

Klasifikasi Barbar sebagai Pembeda antara China dan Etnis Lainnya

Konsep Barbar dalam sistem Hua-Yi digunakan untuk membedakan kelompok etnis yang dianggap kurang maju dari peradaban China. 

Sistem Hua-Yi menciptakan klasifikasi yang memperkuat rasa superioritas budaya di kalangan orang China, terhadap suku-suku di perbatasan. 

Klasifikasi ini mencakup istilah-istilah seperti barbar utara dan barbar selatan, yang menandakan orang-orang non-Tiongkok.

Baca Juga: Dinasti Han Sajikan Era Keemasan China: Salah Satunya Bentuk Jalur Sutra!

Beberapa negara, seperti Korea dan Vietnam, mengadopsi budaya China secara intens sebagai bentuk penghormatan. Misalnya, Korea sering menganggap dirinya sebagai China kecil, hingga bertanggung jawab untuk menjaga tradisi Tiongkok.

Ambisi Jepang untuk Lepas dari Sistem Upeti

Pada awalnya, Jepang membentuk hubungan upeti dengan China. Akan tetapi, mereka kemudian mulai mencari kemerdekaan. Mereka mengembangkan sistem yang mirip dengan Hua-Yi dengan Jepang sebagai pusatnya.

Seiring waktu, sistem upeti melemah. Dinasti Qing mulai kehilangan kekuatannya, dan negara-negara upeti tidak lagi merasa bergantung. 

Negara-negara, seperti Vietnam dan Korea, makin kuat secara ekonomi serta militer. Alhasil, mereka merasa mampu berdiri sendiri tanpa bantuan China.

Dalam beberapa periode, seperti pada masa perang melawan penjajah, negara-negara Asia Timur bersatu melawan ancaman asing. 

Namun, Jepang tetap berbeda. Mereka lebih memilih untuk bekerja sama dengan kekuatan asing untuk mengurangi pengaruh China. Sikap ini berkontribusi pada runtuhnya sistem Hua-Yi.

Ketika Jepang mulai memperkuat diri, mereka tidak lagi tertarik pada sistem upeti China. Mereka mengembangkan strategi untuk menjadi pusat kekuasaan Asia Timur.

Jepang menjadikan sebagai kekuatan independen yang mampu berdiri sejajar dengan Barat.

Dominasi Jepang dan Kemunduran Pengaruh China di Asia Timur

Selama Dinasti Tokugawa, Jepang memperketat peraturan dagangnya dengan China. Ini menunjukkan mereka ingin menjaga jarak dan menegaskan otonomi dari China.

Ketika China mulai melemah akibat Perang Candu, Jepang melihat kesempatan untuk lebih mandiri. Jepang memperkenalkan kebijakan baru yang menegaskan, bahwa mereka tidak lagi ingin terikat pada China sebagai kekuatan utama di Asia Timur.

Perang Jepang-China  dan Restorasi Meiji menunjukkan bagaimana Negeri Matahari Terbit mulai mendominasi Asia Timur. 

Mereka meruntuhkan sistem upeti dan menggantinya dengan kekuasaan yang didasarkan pada sistem nasionalisme!


Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Journal Of Chinese Humanities