Sabtu, 17 AGUSTUS 2024 • 08:05 WIB

Dialog Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945

Author

Ir. Soekarno saat membacakan naskah Proklamasi (Wikipedia)

INDOZONE.ID - Di ruang makan rumah Laksamana Laksamana Maeda Tadashi dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dini hari.

Maeda, kemudian mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua saat peristiwa bersejarah itu berlangsung.

Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari golongan pemuda, menunggu di serambi muka.

Soekarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Sedangkan Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Seputar Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta.

Prosesi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945 (facebook.com)

Hatta menganggap kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignty).

Baca Juga: Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan Maknanya

Berikut dialog detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan Penganggsaan Timur Nomor 56, Jakarta.

Soekarno: Saudara-saudara, bagaimana bunyi naskah proklamasi kita? (menulis kata “PROKLAMASI” sambil mengejanya)

Soebardjo: Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Soekarno: Baik, sudah saya tulis.

Hatta: Lanjutannya Bung, Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”

Soekarno: (menulis sambil mengeja) Jakarta, 17-8-05. Wakil bangsa Indonesia. Ya, sudah selesai, apakah Anda semua setuju ?”

Pemuda: Setuju

Hatta: Lalu, siapa yang akan menandatangani naskah ini?

Soebardjo: Bagaimana kalau naskah ini ditandatangani semua yang hadir?

Soekarni: Saya rasa jangan, terlalu banyak. Menurut saya, lebih baik Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kisah Dibalik Peristiwa Rengasdengklok: Momen Penculikan Soekarno-Hatta Menuju Kemerdekaan RI

Semuanya: Setuju.

Soekarno: Sayuti, tolong kau ketikkan naskah ini.

Sayuti: Siap bung. (keluar untuk mengetik naskah proklamasi)

Hatta: Kapan kita akan melaksanakan proklamasi?

Soekarno: Menurut saya, tanggal 17 adalah tanggal baik. Sebagaimana Al-Quran diturunkan tanggal 17, selain itu dalam sehari semalam orang Islam sholat sebanyak 17 rakaat. Jadi, bagaimana kalau hari ini, Jumat legi, tanggal 17 Agustus?

Soekarni: Setuju Bung, lebih cepat lebih baik. Pukul berapa kita akan melaksanakannya?

Hatta: Pukul 10.00 tepat, bagaimana?

Semuanya: Setuju

Soekarno: Saya akan menyuruh Fatmawati untuk menjahit bendera merah putih, tolong siapkan tiangnya.

Diah: Baik Bung, tapi di mana kita akan melaksanakannya?

Soebardjo: Di rumah Bung Karno!

Semuanya: Setuju

(Sayuti masuk membawa naskah yang sudah diketik, memberikannya pada Soekarno)

Sayuti: Ini naskahnya Bung, silakan ditandatangani.

Soekarno-Hatta: Baiklah (menandatangani naskah).

Hatta: Diah, tolong perbanyak naskah ini dan sebarkan ke seluruh Indonesia.

Diah: Siap bung. (pergi)

Pembacaan Proklamasi

Pada Jumat 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi, semua orang telah berkumpul di halaman depan rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta untuk mendengarkan pelaksanaan proklamasi.

Bung Karno, Bung Hatta, keluar ke serambi depan rumah diikuti Ibu Fatmawati. Bung Karno mendekati mikrofon sebelum membacakan proklamasi dan mengucapkan pidato pendahuluan.

Soekarno: Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta saudara-saudara hadir, disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita.

Baca Juga: Sejarah Lengkap Proses Kemerdekaan Indonesia dari Kolonialisme ke Negara Merdeka.

Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya.

Di dalam zaman jepang ini, tampaknya kita menyadarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan senidiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri.

Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendirikan dapat berdiri dengan kuatnya, maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-muka rakyat Indonesia.

Permusyawaratan itu telah seiya-sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekat itu. Dengarkanlah proklamasi kami.

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.

Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Kemendikbud, Sekretariat Negara