Kamis, 11 JANUARI 2024 • 17:30 WIB

Konflik Tanah Palestina: Sejarah Panjang dan Realitas Politik

Author

Ilustrasi bendera Palestina. (Freepik).

INDOZONE.ID - Melalui saluran YouTube INVOICEINDONESIA, pembahasan tentang wilayah Palestina dibuka. Palestina, bagian dari Levant, pernah mencakup 26 ribu km² di Selatan Levant, menggunakan nama sejak zaman Yunani kuno. 

Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa menempatkannya di bawah administrasi Inggris pada 1922.
 
Perbatasan wilayah ini, terakhir ditetapkan pada 1920, mencakup Lebanon, Suriah, dan Yordania. Migrasi Yahudi ke Palestina meningkat setelah Perang Dunia I, memicu konflik dengan Arab.
 
Baca Juga: Fakta dan Sejarah Rumah Sakit Indonesia di Palestina yang Diserang Israel
 
Pada 1947, PBB membentuk komite untuk menangani masalah wilayah tersebut.
 
Deklarasi kemerdekaan Palestina pada 1988 diakui oleh banyak negara, dengan beberapa mengacu pada perbatasan 1967. Saat ini, Palestina terbagi antara wilayah pendudukan Israel dan Otoritas Palestina. Fatah dan Hamas, dengan ideologi yang berbeda, seringkali terlibat dalam konflik horizontal.

Dinamika Politik dan Perbedaan Ideologi di Palestina

Palestina, sebuah wilayah yang terus menjadi fokus perhatian dunia, memiliki realitas politik yang kompleks. Deklarasi kemerdekaan pada 1988 menetapkan Palestina sebagai republik parlementer, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. Namun, perbatasan negara tidak ditentukan secara eksplisit, menciptakan interpretasi yang beragam.
 
Perbedaan ideologi antara Fatah dan Hamas semakin memperumit situasi. Fatah, yang menerima eksistensi Israel, memiliki pandangan nasionalis sekuler, sementara Hamas, dengan ideologi Islam yang lebih konservatif, menolak pengakuan terhadap Israel. Pertikaian ini memuncak dalam perang saudara pada 2006, diikuti oleh pengambilalihan Gaza oleh Hamas pada 2007.
 
Peta Palestina.
 
Meskipun presiden Mahmoud Abbas memimpin secara de jure, pengaruh sebenarnya terbatas pada Tepi Barat, sedangkan Gaza di bawah kendali Hamas dan perdana menteri Ismail Haniyeh. Sementara konflik terus berkecamuk, populasi Palestina terus bertahan dengan kompleksitas sejarah dan identitas etnisnya yang beragam.
 
Perang Saudara Palestina pertama terjadi pada 2006, mencapai puncaknya saat Hamas merebut Gaza pada 2007. De jure, Pemerintah Palestina dipimpin oleh Fatah, de facto, Hamas menguasai Gaza. Populasi Palestina diperkirakan mencapai 5.483.450 jiwa pada 2023, dengan sejarah demografis dan agama yang kompleks.

Populasi dan Sejarah Kompleks Orang Palestina

Dengan populasi sekitar 5.483.450 jiwa pada awal tahun 2023, orang Palestina, juga dikenal sebagai orang Arab Palestina, memiliki asal-usul yang kompleks dan beragam. Pada 1919, sebelum imigrasi besar-besaran bangsa Yahudi di bawah Mandat Inggris, Muslim dan Kristen Palestina membentuk 90% populasi.
 
Wilayah Palestina telah mengalami pergolakan demografis dan agama selama milenium ke-2 sebelum Masehi, dihuni oleh orang Kanaan, kemudian diikuti oleh munculnya komunitas etnis dan agama Israel. Asal-usul orang Palestina mencerminkan sejarah panjang, dengan dampak perubahan demografis dan agama sepanjang masa.
 
Baca Juga: Mayoritas Orang Israel Ternyata Keturunan Eropa yang Migrasi ke Palestina
 
Seiring konflik politik terus berlanjut, identitas etnis dan budaya orang Palestina tetap kuat. Meskipun terpecah menjadi dua entitas politik utama, keberlanjutan perjalanan sejarah dan perjuangan mereka mempertahankan hak atas tanah airnya menjadi poin penting dalam narasi kompleks Palestina.
 

 Writer: Victor Median


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.


 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube /INVOICEINDONESIA