INDOZONE.ID - Sejarah mencatat bahwa tidak hanya kaum laki-laki, tetapi kaum perempuan juga turut berkontribusi dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Tidak sedikit tokoh Perempuan yang tercatat sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Salah satunya adalah Nyi Ageng Serang. la adalah seorang tokoh pejuang wanita yang hebat dan Tangguh. Ia dikenal sangat cerdik dalam mengatur sebuah siasat perang melawan kolonial Belanda dalam perang Diponegoro.
Perang Diponegoro atau perang Jawa merupakan salah satu perang besar melawan penjajahan Belanda yang dipimpin oleh pangeran Diponegoro. Perang ini dimulai dari tahun 1825 hingga tahun 1830.
Nyi Ageng Serang lahir di Serang pada tahun 1752, memiliki nama asli yaitu Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi. Ia merupakan keturunan ke-9 Sunan Kalijogo.
Baca Juga: Di Balik Perlawanan Pangeran Diponegoro yang Bikin Belanda Mengalami Kerugian Ekonomi
Ibunya adalah putri dari Sunan Gunung Jati. Sedangkan ayahnya merupakan seorang Bupati Serang yang bernama pangeran Netoprodio. Nyi Ageng Serang merupakan seorang wanita yang sangat rajin dalam mengikuti latihan-latihan kemiliteran dan siasat perang bersama-sama dengan anggota prajurit lainnya.
Ia pun sering mengikuti ayahnya bertempur di medan perang melawan penjajahan. Hingga ayahnya wafat, ia kemudian diangkat menggantikan ayahnva sebagai pendusa di Serang, lalu ia diberi gelar "Nyi Ageng Serang"
Nyi Ageng Serang adalah tokoh pejuang wanita yang berperan penting dalam perang diponegoro. Bersama dengan suaminya yaitu pangeran Mutia Kusmowijoyo, ia ikut serta dan terjun langsung ke medan pertempuran yang dikomandai oleh pangeran Diponegoro.
la dikenal mampu mengatur posisi dan strategi perang dengan baik, dan juga memiliki taktik perang yang dapat mengecoh para musuh agar kelompoknya memenangkan peperangan. Adapun taktik tersebut adalah mengelabubi musuh dengan cara menyamar menjadi semak-semak dengan benda yang digunakan adalah dengan daun lembu.
Baca Juga: Momotaro, Pahlawan Persik dari Zaman Edo yang Jadi Simbol Keberanian dalam Mitologi Jepang
Saat ia berusia 73 tahun, ia diangkat menjadi penasehat perang pangeran Diponegoro.
Sayangnya, suami Nyi Ageng Serang gugur di medan Reperangan. Nyi Ageng Serang kemudian jatuh sakit dan meninggal dunia pada tahun 1828 di usia ke 76 tahun. Jenazah Nyi Ageng Serang dimakamkan di Dusun Beku, Yogyakarta.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Nyi Ageng Serang, pemerintah kemudian menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional melalui SK Presiden No. 084/TK/Tahun 1974 yang dikeluarkan pada 13 Desember 1974. Nyi Ageng Serang merupakan sosok perempuan yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal