INDOZONE.ID - Rencana Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus bakal calon presiden (bacapres), Prabowo Subianto, untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar ke Yogyakarta mendapat banyak reaksi. Salah satunya Sejarawan Andi Achdian.
Menurut Andi, rencana pemindahan makam Pangeran Diponegoro merupakan upaya untuk menghilangkan peninggalan yang berharga. Lebih dari itu, Andi menyebut tindakan tersebut dapat merusak sejarah.
“Makam Pangeran Diponegoro sebagai struktur cagar budaya ya sejarah itu sejarah yang berharga, saya kira pemindahan apa upaya memindahkan akan sama aja dianggap merusak ya,” katanya saat dihubungi, Jumat (14/7/2023).
Andi menilai rencana yang dicetuskan Prabowo merupakan sebuah sikap politik semata. Pasalnya, kata dia, tidak ada nilai sejarah yang dapat diambil dari pemindahan makam pahlawan nasional itu.
“Seperti itulah. Jadi sentimen, nilai pembelajarannya sejarahnya juga tidak baik. Jadi romantis lah, jadi bukan sebuah sikap yang baik untuk mempelajari sejarah,” katanya.
Baca Juga: Misteri di Balik Sungai Brantas, Konon Ditunggu Buaya Putih yang Meminta Tumbal
Terlebih sekarang Indonesia telah memasuki tahun politik. Menurut Andi, rencana Prabowo hanya sebuah kesenangan yang membuat ramai publik pada momentum ini.
“Ya itu romantisme sejarah, ya tahun politik yang tidak ada manfaatnya bagi pengetahuan sejarah, bagi kesadaran sejarah tidak ada manfaatnya juga. Cuma senang-senang saja, ramai-ramai saja. Tidak ada artinya juga,” katanya.
“Emang setelah dipindahkan ke Yogjakarta, ada sesuatu yang baru buat pengetahuan sejarah? Tidak juga kan? gitu-gitu juga jadi buat apa. Ramai-ramai saja, seperti politik saja,” sambung Andi.
Andi juga menyoroti penolakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait rencana pemindahan makam Pangeran Diponegoro. Andi berujar sikap tersebut tepat karena tidak ada pengetahuan sejarah yang dapat diambil.
Baca Juga: Mitos Gapura Peninggalan Majapahit yang Konon Pembawa Nasib Buruk Jika Nekat Melewati Gerbangnya
“Iya sama sultan juga (ditolak). Tapi ya kalau dari segi sejarah tidak ada gunanya juga. Tidak menambah pengetahuan sejarah baru, sekadar romantisme saja,” pungkas dia.
Usulan bacapres Prabowo soal pemindahan makam Pangeran Diponegoro itu disampaikan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (13/7).
Dalam kesempatan itu, Prabowo meminta izin kepada warga Sulsel untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro yang berada di Kota Makassar.
"Saya bicara sekarang adalah juga tadi kebanggaan, di sini tempat perjuangan, sebagaimana semua daerah ada pengorbanannya. Dan di sini, di kota ini juga ada makam Pangeran Diponegoro yang dibuang dari daerah asalnya," ujar Prabowo.
"Dan tidak ada salahnya kita berpikir, apakah tidak di alam merdeka, tentunya dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan. Apa tidak, ada baiknya, kita kembalikan makamnya Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya lagi," tuntasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: