Dalam sebuah penyergapan di Kampung Bambu pada tahun 1893, Si Pitung akhirnya tertangkap dan tewas tertembak oleh polisi kolonial.
Meski demikian, kisahnya tetap hidup di hati masyarakat Betawi, yang mengenangnya sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan.
Si Pitung tidak hanya menjadi legenda, tetapi juga representasi dari perlawanan rakyat kecil terhadap penindasan.
Sosoknya tetap dikenang sebagai "Robin Hood Betawi", yang melawan penguasa demi membela kaum lemah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jakarta.go.id