Tragedi Mall Sampoong Department Store: Saat Bangunan Megah Berubah Jadi Kuburan Massal.
INDOZONE.ID - Panasnya awal musim panas Seoul mulai mereda, tetapi tak ada yang menyangka bahwa hari itu akan berakhir dengan kehancuran yang menghebohkan Korea Selatan.
Sebuah dentuman dahsyat menggema di Gangnam, menandai runtuhnya separuh dari Sampoong Department Store, ikon kemewahan yang berubah menjadi puing-puing dalam hitungan detik.
Baca Juga: Tradisi Unik China: Suami Gendong Istri Hamil di Atas Bara Api demi Persalinan Lancar
Tragedi yang terjadi pada Juni 1995 ini menewaskan 502 orang dan melukai 937 lainnya, menjadikannya bencana terbesar di masa damai Korea Selatan hingga saat ini. Hanya berselang delapan bulan setelah insiden runtuhnya Jembatan Seongsu, peristiwa ini semakin memperdalam trauma kolektif bangsa, menjadi cermin dari ambisi pembangunan yang mengabaikan keselamatan.
Sebelum bencana terjadi, tanda-tanda peringatan sudah terlihat jelas. Retakan di dinding, lantai yang terasa bergetar, dan suara mengkhawatirkan di lantai lima mal itu sudah cukup menjadi alarm bahaya.
"Seorang rekan kerja saya yang sangat lucu mulai bercanda dan berpose di depan beberapa retakan di dinding. Dia berkata jika kita mengguncangnya dengan keras, bangunan itu mungkin akan runtuh. Lalu (hari itu) benar-benar runtuh,” ujar Kim Hyun-joo, seorang penyintas Sampoong, mengenang tragedi itu dalam buku "1995 Seoul, Sampoong".
Pusat perbelanjaan raksasa yang dibuka pada bulan Desember 1989 ini terdiri dari dua gedung dan lima lantai yang saling terhubung, masing-masing dengan empat lantai bawah tanah. Seluruh area lantai mal tersebut membentang seluas 73.877 meter persegi.
"Retakan" yang ditemukan Kim berada di lantai lima sayap selatan tempat beberapa restoran beroperasi. Lantai lima juga merupakan tempat bangunan mulai runtuh, menurut arsip digital Perpustakaan Nasional Korea tentang bencana tersebut.
Meskipun desain yang salah dan praktik konstruksi yang buruk merupakan alasan utama keruntuhan, pemasangan menara pendingin udara yang berat di atap sayap utara memberikan beban tambahan.
Ketiga menara pendingin tersebut berat gabungannya 36 metrik ton dan dengan penambahan air, beratnya meningkat menjadi total 87 ton.
Menara-menara itu awalnya dipasang di sisi timur atap sayap selatan. Namun, karena letaknya yang dekat dengan apartemen hunian di dekatnya dan keluhan kebisingan dari tetangga, manajemen memutuskan untuk memindahkannya ke sisi yang berlawanan. Alih-alih menggunakan derek untuk mengangkat dan memindahkan menara, mereka memilih untuk menyeretnya dengan paksa, yang mengakibatkan kerusakan signifikan pada atap.
Pada bulan April 1995, sebuah retakan besar muncul di atap lantai lima dan para karyawannya dapat merasakan lantai itu perlahan runtuh. Namun, manajemen tidak menghentikan operasi bisnis.
Edisi 30 Juni 1995 dari The Korea Herald tentang Tragedi Mall Sampoong.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Koreaherald.com