INDOZONE.ID - Kota Depok merupakan salah satu kota yang berbatasan dengan Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Kota ini memiliki jumlah penduduk sekitar 2 juta jiwa.
Namun, fakta mengejutkan dari kota Depok, ternyata Kota Depok ini merupakan nama singkatan bukan nama yang terdiri hanya satu kata.
Depok merupakan singkatan dari bahasa Belanda, yaitu De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen. Dalam bahasa Indonesia, yaitu "Organisasi Kristen Protestan Pertama"
Rupanya Kota Depok ini telah menjadi daerah penyebaran agama Protestan pertama di Indonesia. Hal ini tak terlepas dari peranan Cornelis Chastelein yang merupakan pegawai VOC.
Baca Juga: 10 Fakta dan Mitos Seputar Imlek: Yuk Pahami Tradisi dengan Bijak!
Cornekis Chastelein lahir pada tahun 1658. Perjalanan kariernya dimulai dari dirinya berusia 20 tahun hingga perlahan menjadi anggota Dewan Batavia.
Selama bertugas, di VOC, ia terkenal pandai dalam mengatur keuangan, ia tidak pernah menghambur-hamburkan gajinya, meskipun gaji bulanan yang ia dapatkan sebesar 200-350 gulden. Dimana angka tersebut terkenal cukup fantastis pada masanya.
Ia terkenal suka menginvestasi uang tersebut dalam bentuk tanah. Tanah yang ia belikan berlokasi di Weltevreden pada tahun 1693.
Tanah tersebut yang sekarang bernama Gambir digunakan oleh Chastelein untuk menanam tebu. 2 tahun setelahnya, ia memutuskan untuk pensiun dari VOC dan membeli tanah di Srengseng, daerah Lenteng Agung.
Baca Juga: Pohon Bidara Dapat Menangkal Sihir Menurut Islam, Apa Benar?
Tanah di daerah ini menjadi sebuah awal dari perjalanan hidup Chastelein sebagai tuan tanah. Ia tidak hanya membawa para keluarganya,tetapi juga membawa para budak Kristen dari luar pulau Jawa.
Selama ia membawa para budaknya dari luar Pulau Jawa, Chastelein memperlakukan para budaknya sama seperti ia menyayangi keluarganya.
Bahkan, para budaknya dipercaya untuk memegang tanah di Mampang dan Depok. Hal tersebut membuat dirinya menjadi orang terkaya di Batavia (Jakartta sekarang namanya).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Depok Tempo Doeloe