Baca Juga: Bhut Jolokia, Cabe Terpedas di Dunia dari India dan Bangladesh
Ketidakpuasan terhadap ketidakadilan tersebut mencapai puncaknya pada 1971, ketika Liga Awami di bawah Sheikh Mujibur Rahman memenangkan pemilu. Akan tetapi, Sheikh Mujibur tidak diberikan kesempatan untuk memimpin.
Penolakan ini memicu konflik yang berujung pada perang kemerdekaan berdarah. Dengan dukungan India, Bangladesh meraih kemerdekaannya pada 16 Desember 1971.
Setelah merdeka, Sheikh Mujibur Rahman menjadi Perdana Menteri Bangladesh yang pertama.
Namun, pemerintahannya menghadapi tantangan besar, seperti krisis ekonomi, korupsi, dan kelangkaan pangan, yang berujung pada pembunuhan beliau pada 1975. Periode berikutnya diwarnai oleh kudeta militer dan ketidakstabilan politik.
Stabilitas kembali dicapai pada 1990-an dengan kebangkitan demokrasi meski negara ini tetap dikuasai oleh dua tokoh besar, yakni Sheikh Hasina dari Liga Awami dan Khaleda Zia dari BNP, yang terus mendominasi politik negara meskipun dengan berbagai konflik dan tuduhan korupsi.
Baca Juga: Sejarah Perayaan Ulang Tahun, Ternyata Pertama Kali Dilakukan Bangsa Mesir, Begini Ceritanya!
Bangladesh dihadapkan dengan berbagai tantangan pada abad ke-21, seperti pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan masalah kemanusiaan, terkait migrasi pengungsi Rohingya dari Myanmar.
Meski demikian, Bangladesh mencatatkan kemajuan signifikan di bidang ekonomi, terutama di sektor tekstil dan pengiriman uang dari tenaga kerja migran.
Stabilitas politik dan reformasi ekonomi tetap menjadi isu penting yang terus diperjuangkan oleh pemerintah dan masyarakat.
Secara keseluruhan, sejarah Bangladesh mencerminkan perjalanan bangsa yang penuh kerja keras menuju pembentukan identitas nasional yang kuat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Britannica