Lukisan yang mengambarkan sejumlah kapal VOC di perairan Indonesia (dulunya Hindia Belanda).
INDOZONE.ID - Kehadiran warga asing di Depok dapat ditelusuri sejak akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, saat Indonesia berada di bawah kekuasaan Belanda.
Pada masa ini, banyak orang Eropa, baik sebagai pegawai kolonial maupun pengusaha, datang ke Depok untuk mengelola sumber daya alam dan perkebunan.
Peningkatan jumlah warga asing ini terjadi seiring dengan pembangunan infrastruktur dan sistem transportasi lebih efisien, seperti kereta api yang mulai beroperasi pada 1860-an.
Kedatangan warga asing ke Depok terutama didorong oleh kepentingan ekonomi dan politik penjajahan Belanda.
Depok menjadi salah satu daerah strategis untuk pengembangan perkebunan, yang menjadi sumber utama perekonomian kolonial.
Baca Juga: Kisah Stasiun Misterius di Depok: Bisa Pindah Tempat dan Hantu Bayangan Hitam
Selain itu, warga asing juga datang untuk berdagang atau bekerja di sektor pemerintahan.
Keberadaan mereka tidak hanya dimaksudkan untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga sebagai upaya untuk memperluas pengaruh Belanda di wilayah Jawa dan sekitarnya.
Sebutan “Bule Depok” mengacu pada para pendatang asing yang datang ke kota ini sejak masa penjajahan Belanda dan hingga periode awal kemerdekaan Indonesia.
Pada abad ke-19 dan ke-20, Depok menjadi rumah bagi banyak orang Eropa, Tionghoa, dan kelompok etnis lainnya. Mereka datang untuk bekerja di sektor perkebunan, perdagangan, dan administrasi pemerintahan kolonial.
Keberadaan mereka memberikan dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat, baik dalam segi budaya, sosial, maupun ekonomi.
Para warga asing yang berkontribusi pada sejarah Depok adalah sebagian besar pekerja kolonial dari Belanda, pengusaha Eropa yang berbisnis di sektor perkebunan, serta orang Tionghoa yang memainkan peran penting dalam perdagangan.
Tidak hanya itu, masyarakat lokal juga turut berperan dalam berbagai interaksi dengan warga asing. Mereka sering bekerja di sektor pertanian dan perdagangan yang dikelola oleh orang-orang asing ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Journal Of Southeast Asian Studies, Journal Of Indonesian History, Southeast Asian Urban Studies Journal