Pesawat milik maskapai British Airways Penerbangan 009
Pesawat pun terus menukik ke bawah, meskipun Kapten Eric sudah berusaha untuk menaikkan ketinggiannya. Di sisi lain, para kru pesawat juga masih berusaha untuk menyalakan kembali mesin pesawat yang mati.
Erupsi Gunung Galunggung tahun 1982
Karena tekanan udara di dalam kabin kian berkurang, mode darurat pun aktif secara otomatis, membuat selang oksigen dari atas kabin turun agar bisa digunakan oleh para penumpang.
Beruntung, salah satu mesin pesawat berhasil menyala, dengan begitu Kapten Eric bisa mengangkat ketinggian pesawat sedikit demi sedikit.
Setelah itu, 2 mesin lainnya juga berhasil dinyalakan kembali, membuat pesawat itu bisa keluar dari abu vulkanik Gunung Galunggung sekaligus menjaga ketinggiannya di udara.
Tak ingin terjadi hal buruk yang berkelanjutan, Kapten Eric meminta izin untuk ikut mendaratkan pesawatnya di Bandara Halim Perdanakusuma, sekaligus untuk memeriksa kemungkinan kerusakan yang terjadi pada mesin pesawatnya.
Setelah diteliti, abu vulkanik Gunung Galunggung menjadi penyebab utama mengapa mesin pesawat mati.
Tapi sebelum ke sana, kita mulai dulu pembahasannya dari masalah radar cuaca pesawat yang tidak bisa mendeteksi kepulan abu vulkanik tersebut.
Karena abu vulkanik bersifat kering, jadinya radar cuaca pesawat tidak mendeteksi abu tersebut, karena radar tersebut dirancang untuk mendeteksi kelembapan awan yang tentunya memiliki kandungan air di dalamnya. Selanjutnya kita masuk ke permasalahan mesin.
Debu yang terbawa oleh campuran awan dan abu vulkanik membuat kadar oksigen yang masuk ke dalam mesin pesawat berkurang, membuat mesin jadi tersumbat.
Tidak hanya itu, debu tersebut juga menyebabkan kaca depan dan penutup lampu pendaratan pesawat menjadi rusak.
Baca Juga: Kecelakaan Pesawat Siluman B-2: Ketika Hujan Jadi Biang Kerok Kerugian Miliaran Dolar
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia