Sosok Wong Fei ung di dunia nyata. (Youtube/YtCrash Claim).
INDOZONE.ID - Siapa tak kenal dengan Wong Fei-hung, figuran puncak seni bela diri Tiongkok gaya selatan, telah merajai dunia dengan legenda dan pengalaman hidupnya yang epik. Dikenal melalui sekitar 100 film, 77 di antaranya menampilkan Kwan Tak-hing, Wong menjadi sinonim dengan seni bela diri pada 1950-an dan 1960-an.
Sandiwara radio, novel berseri, dan bahkan seri televisi telah mengabadikan kehidupan Wong, menjadikannya ikon internasional setelah diperankan oleh Jet Li dalam "Once Upon a Time in China" pada 1990-an.
Meskipun dianggap sebagai pahlawan rakyat, kehidupan Wong selama ini penuh misteri, diperumit oleh pencapaian fiktif yang melekat padanya. Seperti kata sutradara John Ford, "Ketika legenda menjadi kenyataan, cetaklah legenda," dan hal ini berlaku dalam kasus Wong.
Berikut ini fakta tentang Wong Fei Hung yang dikutip dari South China Morning Post.
Sosok Wong Fei ung di dunia nyata. (Youtube/YtCrash Claim).
Wong Fei-hung, dilahirkan sekitar tahun 1847 di Foshan, provinsi Guangdong, adalah anak dari Wong Kei-ying, salah satu Sepuluh Macan Canton, seniman bela diri terbaik di Guangdong pada abad ke-19.
Sepuluh Macan diyakini berasal dari pejuang Buddha di biara Shaolin Selatan, mengukir sejarah seni bela diri mereka.
Kei-ying, guru Wong, belajar dari Luk Ah-choi, mantan kepala biara Shaolin Selatan. Selain seni bela diri, Kei-ying bekerja sebagai tabib dan mendirikan apotek Po Chi Lam di Guangdong, tradisi yang kemudian diwarisi oleh Wong.
Sosok Wong Fei ung di dunia nyata. (Youtube/YtCrash Claim).
Wong Fei-hung, diajarkan seni bela diri sejak usia lima tahun, melakukan perjalanan bersama ayahnya untuk menjual obat dan mempraktikkan kung fu di jalanan.
Keterampilan bela dirinya membuatnya terkenal, terutama setelah mengalahkan seniman bela diri Hung Gwan-dai dalam pertarungan tongkat yang memukau.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: South China Morning Post