Ilustrasi anak sekolah salim kepada orang tua.
INDOZONE.ID - Panggilan hormat kepada yang lebih tua dalam budaya Indonesia adalah bagian integral dari tradisi dan nilai-nilai sosial yang sangat dihormati.
Tentunya, sebagian orang akan merasa tidak senang jika mereka langsung dipanggil dengan nama saja oleh orang yang lebih muda, karena hal itu dianggap sebagai perilaku yang kurang sopan terhadap orang yang lebih tua.
Ada beberapa alasan mengapa orang Indonesia umumnya menggunakan kata panggilan hormat kepada yang lebih tua.
Salah satunya adalah bahwa Indonesia termasuk dalam bangsa yang menganut budaya kolektif vertikal. Budaya kolektif vertikal adalah budaya yang menekankan hierarki yang kuat dan perbedaan yang jelas antara individu dan kelompok.
Individu mungkin diharapkan untuk tunduk pada otoritas, norma, dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok atau struktur sosial tertentu.
Kepentingan kelompok seringkali ditempatkan di atas kepentingan individu, dan pengambilan keputusan seringkali terpusat pada pemimpin atau otoritas tertentu.
Ilustrasi salim kepada orang tua.
Budaya kolektif vertikal yang dikenal di Indonesia dipengaruhi oleh Konfusianisme yang berasal dari China. Pengaruh Konfusianisme diperkirakan telah menyebar di Indonesia pada masa Dinasti Tang melalui para pendeta Buddha yang tinggal di kerajaan-kerajaan Nusantara.
Dalam Konfusianisme, terdapat ajaran yang dikenal sebagai Xiao, yang mendorong seseorang untuk menunjukkan penghormatan kepada orang tua. Ajaran ini mencakup penghargaan terhadap peran orang tua dalam mendidik, merawat, dan membimbing anak-anak.
Selain itu, seseorang juga diharapkan untuk menjaga hubungan keluarga yang kuat dalam masyarakat Konfusianisme. Ini tidak hanya melibatkan hubungan antara anak-anak dan orang tua, tetapi juga antara anggota keluarga yang lebih tua dan yang lebih muda.
Dalam budaya ini, ada ekspektasi sosial untuk menjaga harmoni dan kesejahteraan keluarga melalui penghormatan, ketaatan, dan perhatian.
Konfusius mengajarkan bahwa jika individu dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai bakti kepada orang tua dengan baik, maka mereka akan memiliki fondasi yang kuat untuk berperilaku etis dalam semua aspek kehidupan.
Termasuk dalam berinteraksi dengan orang lain dan dalam berkontribusi pada masyarakat. Ia juga menyatakan bahwa masyarakat atau bangsa yang tidak menghormati figur orang tua akan mengalami kemunduran.
Meskipun penghormatan kepada orang tua adalah inti dari ajaran ini, konsep ini juga mencakup penghormatan kepada leluhur, guru, dan pemerintah dalam masyarakat.
Dalam pengertian yang lebih luas, budaya ini menekankan penghormatan rakyat kepada pemerintah. Pemerintah memposisikan diri sebagai orang tua dan menganggap rakyat sebagai anak.
Sebagai anak, rakyat ditekankan untuk patuh dan taat kepada pemerintah. Pemerintah, sebagai orang tua, harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dari rakyat dan memperlakukan mereka dengan kasih sayang.
Panggilan hormat kepada orang yang lebih tua ini tidak hanya ditemui di Indonesia, tetapi juga tersebar di negara-negara yang menganut Konfusianisme, seperti China, Jepang, Korea, Taiwan, dan Vietnam.
Di Jepang, contohnya, terdapat panggilan "-san" untuk orang yang tidak dikenal, "-senpai" untuk para senior, dan "-sama" untuk figur yang dihormati.
Demikian pula, di Korea, ada panggilan "sunbae" untuk para senior, "hyung/oppa" untuk kakak laki-laki, dan "eonnie/noona" untuk kakak perempuan.
Di China dan Taiwan, umumnya orang-orang akan memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan "gege" untuk kakak laki-laki dan "jiejie" untuk kakak perempuan.
Baca Juga: Unik! Orang Tua di Denmark Tidurkan Anaknya di Luar Rumah, Ternyata Ini Alasannya
Ini mencerminkan pentingnya penghormatan, hierarki, dan nilai-nilai keluarga dalam budaya Konfusianisme yang telah memengaruhi sebagian besar Asia Timur dan Tenggara.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators