Kategori Berita
Media Network
Minggu, 31 DESEMBER 2023 • 18:00 WIB

Kisah Henry Kissinger: Peraih Nobel Perdamaian yang Sebabkan Peperangan di Banyak Negara, Ada Jejaknya di Indonesia

Henry Kissinger

INDOZONE.ID - Cendekiawan dan negarawan Amerika Serikat Henry Kissinger tutup usia di rumahnya, di Connecticut, pada Kamis (30/11) dini hari lalu.

Dia meninggalkan istri yang telah dinikahinya selama hampir 50 tahun Nancy Kissinger, dua orang anak dari pernikahan pertamanya dengan Ann Fleischer dan lima orang cucu.

Bagi sebagian orang, khususnya warga Amerika, Kissinger adalah sosok negarawan besar, yang secara teratur dimintai pendapat oleh Presiden Amerika Serikat setelah masa baktinya berakhir pada 1977.

Selain itu, pria yang meninggal di usia 100 tahun ini juga berperan penting dalam pembukaan hubungan antara Amerika dengan China, membantu perundingan berakhirnya Perang Yom Kippur di Timur Tengah dan membantu berakhirnya perang Amerika dalam Perang Vietnam.

Baca Juga: Alasan Perayaan Tahun Baru Identik dengan Ciuman dan Hubungan Intim, Ternyata Ada Sejarah di Baliknya

Meski begitu, bagi sebagian lain, Kissinger justru dikenal sebagai penjahat perang.

Kissinger memang tidak pernah dinyatakan bersalah atau diadili atas kejahatan perang. Sehingga sosok penerima Nobel Perdamaian pada 1973 ini tidak pernah secara resmi dicap sebagai penjahat perang.

Namun, sudah menjadi rahasia umum, bahwa Kissinger memainkan peran penting dalam meracik kebijakan luar negeri Amerika Serikat, yang membuat darah warga sipil di berbagai negara bercucuran.

Baca Juga: Viral Macan Akar yang Menggemaskan, Berikut Penjelasan Asal Usulnya

Hal ini dilakukannya dengan penerapan pendekatan intervensionis terhadap urusan di banyak negara di dunia, ketika Kissinger menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Berikut Deretan Negara yang diintervensi Kissinger, sehingga meninggalkan sejarah kelam di negara-negara tersebut sampai sekarang:

1. Vietnam, Kamboja dan Laos

Jejak Henry Kisinger di tiga negara di Asia Tenggara ini tidak bisa dihapus sampai kapan pun. Sebab, bersama dengan Presiden Richard Nixon, Kissinger lah yang memberikan karpet merah pengeboman di Vietnam, Laos dan Kamboja pada tahun 1970-an.

Baca Juga: Christos Tsigiridis, Sang Penemu Stasiun Radio Pertama di Dunia

Di Kamboja, AS dan sekutunya menjatuhkan sekitar 500.000 bom, seiring dengan perluasan operasi Badan Intelejen CIA di Laos hingga Kamboja. Pengeboman ini menewaskan sedikitnya 150.000 warga sipil di negara itu.

Sementara di Laos, AS menjatuhkan 2,5 miliar bom dan menjadikan negara ini sebagai negara yang paling banyak dibom di dunia. Puluhan ribu orang pun terbunuh dalam serangan AS ini.

Pemboman di dua negara ini lantas memicu perluasan Perang Vietnam lebih jauh ke wilayah Kamboja. Hingga menyebabkan kudeta pada 1970, pertumbuhan pesat gerakan perlawanan Khmer Merah di Kamboja dan akhirnya menjadi gerakan genosida di negara itu.

Baca Juga: Monyet Saki, Primata Langka di Dunia dengan Penampakan Wajah yang Unik

2. Bangladesh

Pada tahun 1970, kaum nasionalis Bengali yang banyak mendiami wilayah Palistan Timur memenangkan Pemilu. Hal ini tidak dapat diterima oleh pemerintahan militer di Pakistan Barat yang sebagian besar beretnis Punjabi tidak bisa menerima ini dan melancarkan serangan kepada warga Pakistan Timur.

Kampanye Pemilu pun berubah menjadi pembantaian massal terhadap minoritas Hindu, pelajar, pembangkang, dan siapa saja yang berada di Pakistan Timur. Tidak hanya itu, ratusan ribu perempuan pun menjadi korban pemerkosaan.

Konflik ini membuat seluruh desa hancur, kota-kota kehilangan penduduknya, karena lebih dari 10 ribu penduduk mengungsi ke India. Lebih parahnya lagi, sekitar 3 juta orang tewas dalam konflik ini.

Baca Juga: Kaleidoskop Fakta & Mitos yang Paling Banyak Dibaca Sepanjang 2023: Dari Misteri, Tragedi hingga Sejarah

Meski banyak korban berjatuhan, Kiisnger dan Nixon berdiri tegak dan membela Pakistan Barat. Hal ini karena Gedung Putih menilai, orang Bengali di Pakistan Timur, sama dengan India yang congdong ke arah Uni Soviet.

3. Chili

Salah satu episode paling kontroversial dalam karier Kissinger yang panjang dan kontroversial adalah intervensinya di Chili. Di mana pada tahun 1970-an ia membantu menyusun rencana yang akhirnya menggulingkan presiden yang terpilih secara demokratis, Salvador Allende.

Intervensi Kissinger dan Nixon di Chili ini terjadi karena keduanya tidak setuju dengan terpilihnya Allende yang merupakan sosialis pertama, sebagai presiden.

Dan seperti yang akhirnya ditulis Kissinger dalam memo rahasianya kepada Presiden Nixon, dia khawatir akan dampak buruk dari terpilihnya Allende terhadap Amerika Latin dan bahkan Eropa,” kata mantan penasihat keamanan nasional di Chili Peter Kornbluh, mengutip NPR, Minggu (31/12).

Baca Juga: Time Travel: Konsep Fiksi Belaka atau Realita yang Bisa Dicapai?

Karena itu, Kissinger mendukung rezim militer Jenderal Augusto Pinochet, menggelontorkan jutaan dolar kepadanya untuk melakukan kudeta kepada Allende. Selama 17 tahun pemerintahan Pinochet yang dictator, lebih dari 3.000 orang dihilangkan atau dibunuh, dan puluhan ribu lawannya dipenjarakan.

4. Argentina

Mengutip The Guardian, dalam pertemuan rahasia dengan diktator Jorge Videla dan diplomat tinggi Argentina selama pertandingan Piala Dunia 1978 di Buenos Aires, Kissinger mengatakan bahwa pemerintah Argentina telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam memusnahkan kekuatan teroris di sana.

Sebaliknya, Kissinger memboikot upaya Presiden Jimmy Carter yang pro-hak asasi manusia pada tahun 1977-1981 untuk menghentikan pembunuhan di Argentina.

Baca Juga: Ku Klux Klan: Sejarah Kebencian dan Teror di Amerika Serikat

Perjalanannya ke Argentina selama Piala Dunia 1978 tidak diragukan lagi mengenai dukungannya terhadap kediktatoran ini,” kata Miriam Lewin, seorang yang selamat dari kamp kematian ESMA yang dekat dengan stadion River tempat Kissinger menghadiri pertandingan.

5. Timor Leste

Profesor di Departemen Sejarah Universitas Connecticut Brad Simpson mengatakan, Kissinger bertanggung jawab mendukung invasi Indonesia ke Timor Timur (kini Timor Leste) pada 1975.

Caranya dengan mempercepat aliran senjata api dan peralatan militer ke Indonesia untuk menghadapi perlawanan gerilya yang dilakukan penduduk negara kecil itu. Invasi Indonesia yamg didukung AS ini pun telah menewaskan setidaknya 200.000 orang.

Writer: Ananda Fachreza Lubis


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators,

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Britanica.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Henry Kissinger: Peraih Nobel Perdamaian yang Sebabkan Peperangan di Banyak Negara, Ada Jejaknya di Indonesia

Link berhasil disalin!