Minggu, 22 SEPTEMBER 2024 • 12:20 WIB

Kisah Mary Bell, Remaja 11 Tahun yang Jadi Pembunuh Berantai Termuda dalam Sejarah Inggris

Author

Mary Bell, Pembunuh berantai termuda di Inggris (Medium.com)

INDOZONE.ID - Mary Bell menjadi sosok yang menggemparkan Inggris pada tahun 1968. Pada usia 11 tahun, ia terlibat dalam dua kasus pembunuhan anak kecil dan menjadi pembunuh berantai termuda dalam sejarah Inggris.

Kisahnya penuh dengan tragedi masa kecil dan mengungkap sisi gelap manusia yang jarang terlihat pada usia semuda itu.

Siapa sebenarnya Mary Bell, dan bagaimana ia bisa melakukan kejahatan mengerikan ini?

Latar Belakang Mary Bell

Mary Bell (wikipedia)

Mary Flora Bell lahir pada 26 Mei 1957 di Newcastle upon Tyne, Inggris. Sejak kecil, hidupnya sangat sulit.

Ibunya, Elizabeth, bekerja sebagai pekerja seks dan sering meninggalkan Mary tanpa pengawasan.

Tidak hanya itu, Mary juga mengalami kekerasan dan pelecehan dari orang-orang terdekatnya. Semua ini mempengaruhi kondisi mental dan emosionalnya.

Ibunya, Elizabeth, beberapa kali mencoba membunuh Mary secara diam-diam, seperti dengan mendorongnya hingga terjatuh dan memaksanya menelan obat tidur dalam dosis tinggi.

Selain itu, Elizabeth juga memaksa Mary untuk melayani pria hidung belang.

Baca Juga: Misteri Pesugihan Gunung Kemukus: Ritual Aneh Tanpa Tumbal yang Kontroversial

Mary tumbuh menjadi sosok yang sering berbuat onar. Ketika bergaul dengan teman-teman sebaya, ia kerap membual tentang dirinya yang adalah seorang pembunuh, tanpa ada yang menyadari bahwa ia benar-benar bisa menjadi pembunuh. 

Pembunuhan Pertama dan Kedua

ilustrasi pembunuhan (Shutterstock)

Pada tanggal 11 Mei 1968, Mary dan temannya, Norma Joyce Bell, sedang bermain dengan seorang bocah berusia 3 tahun.

Namun, saat mereka bermain, bocah tersebut jatuh dan meninggal. Karena peristiwa itu dianggap tidak disengaja, Mary dan temannya dinyatakan tidak bersalah. 

Beberapa hari kemudian, pada tanggal 25 Mei 1968, Mary Bell mencekik seorang bocah laki-laki yang baru berusia 4 tahun bernama Martin Brown.

Suatu ketika, Mary dan Norma melakukan kenakalan dan meninggalkan sebuah catatan yang mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Catatan ini dianggap sebagai lelucon oleh polisi setempat. 

Baca Juga: Misteri di Pegunungan Ural Rusia: Insiden Dyatlov Pass yang Tak Terpecahkan

Setelah pembunuhan Martin Brown, Mary Bell kembali melakukan tindakan kejam. Pada 31 Juli 1968, Brian Howe, bocah laki-laki berusia 3 tahun, ditemukan tewas di bawah tumpukan beton.

Kali ini, polisi menemukan tanda-tanda kekerasan yang lebih mencolok, termasuk luka sayatan berbentuk 'M' di perut dan mutilasi alat kelamin korban dengan benda tajam yang dilakukan oleh Mary.

Penangkapan dan Persidangan

ilustrasi di dalam penjara (twitter)

Setelah penyelidikan lebih lanjut dan interogasi terhadap Mary Bell dan Norma Bell, ditemukan bukti yang cukup.

Mary dan Norma dinyatakan bersalah atas pembunuhan tersebut, dan polisi juga mengungkap bahwa Mary lah yang membunuh Martin.

Psikiater menyimpulkan bahwa Mary menderita gangguan kepribadian dan psikopat.

Ada kekhawatiran bahwa ia mungkin akan mengulangi tindakan serupa terhadap anak-anak lainnya.

Baca Juga: Kasus Hilangnya Steven Kubacki: Tiba-tiba Muncul secara Misterius dan Tak Mengingat Apapun

Pada Desember 1968, Mary dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara, sementara Norma dibebaskan.

Mary dipenjara di Red Bank, St. Helens, Lancashire. Pada tahun 1977, Mary berhasil melarikan diri, tetapi ia tertangkap kembali dan ditempatkan di bawah pengawasan yang lebih ketat. 

Kehidupan Setelah Dibebaskan

ilustrasi bebas dari penjara (Shutterstock)

Mary Bell dibebaskan pada tahun 1980, berusia 23 tahun. Setelah itu, dia mencoba hidup dengan identitas yang dirahasiakan agar bisa memulai hidup baru tanpa gangguan dari media.

Mary juga melindungi identitas anak-anaknya agar tidak terlibat dengan masa lalunya yang kelam.

Baca Juga: Kisah Akhenaten, Firaun Revolusioner yang Perkenalkan Monoteisme di Mesir Kuno

Meski sudah dibebaskan, kisah Mary Bell tetap menjadi salah satu kasus kriminal paling mengejutkan di Inggris.

Banyak yang percaya bahwa pengaruh masa kecil yang buruk sangat berperan dalam perilakunya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Medium.com