Jumat, 26 JULI 2024 • 12:56 WIB

Unik, Kasus Pembunuhan di Inggris Ini disebabkan oleh Ledakan Kursi Roda

Author

Empty wheelchair in ward at hospital

INDOZONE.ID - Kasus pembunuhan di Inggris ini tergolong "agak lain", mulai dari fakta mengenai pelaku dan korbannya, motifnya dan bagaimana kasus ini terjadi.

Archibald Brown, seorang mantan tentara Inggris yang pernah mengabdi selama 3 tahun. Ia mengalami kecelakaan saat membawa sepeda motor, membuatnya lumpuh.

Alhasil, Ia harus menggunakan kursi roda untuk membantunya berjalan. Tak hanya itu, Ia sampai dibantu oleh 3 orang perawat untuk membantu aktivitasnya sehari-hari.

Baca Juga: 5 Kisah Misterius di Gunung Salak dari Adanya Kerajaan Gaib Hingga Harta Karun Belanda yang Raib

Meski cacat, Archibald rupanya adalah seorang Ayah dan Suami yang menyebalkan. Ia kerap kali memperlakukan Istri dan Anaknya dengan kasar. Nah, hal inilah yang jadi motif utama dari kasus pembunuhan ini.

Di tanggal 23 Juli 1943 pukul 13:45 waktu setempat, salah satu perawatnya Archibald yang bernama Doris Irene Mitchell hendak mengambil kursi roda majikannya yang disimpan di gudang. Anehnya, begitu Ia sampai, pintunya terkunci dari dalam.

Doris memanggil Istrinya Archibald yang kebetulan memiliki nama yang sama dengannya. Tak lama setelah dibantu, Anak semata wayangnya Archibald dan Doris yang bernama Eric muncul dari dalam gudang.

Baca Juga: Cerita Hotel Angker di Solo: Pertempuran Berdarah dan Penampakan Tentara Jepang

Saat ditanya oleh Ibunya, Eric hanya bilang kalau Ia sedang mencari "sesuatu", kemudian Ia pun pergi meninggalkan Ibu dan ART nya. Kursi roda pun langsung diambil, lalu mereka membawa Archibald berjalan-jalan keluar rumah.

Di tengah perjalanan, Archibald meminta perawatnya untuk menyalakan rokoknya. Tiba-tiba, kursi roda Archibald meledak dan menyebabkan tubuhnya "menghilang" tertelan api. Akibat ledakan tersebut, si perawat mengalami luka pada kakinya.

Polisi pun didatangkan ke lokasi untuk dilakukan proses olah TKP. Untuk lokasi TKP nya sendiri, berada di Rayleigh, Essex, Inggris.

Baca Juga: Misteri Hilangnya 5 Anggota Keluarga Martin: Kasus Tak Terpecahkan Selama 65 Tahun

Polisi berhasil menemukan sisa mayatnya Archibald di taman yang tak jauh dari lokasi TKP. Saat menginvestigasi kursi rodanya Archibald, mereka menemukan pecahan ranjau di rak bawah kursi roda tersebut.

Jenis ranjau yang digunakan adalah Ranjau Hawkins, sebuah ranjau militer Inggris yang akan terpicu jika ampulnya pecah. Ampul tersebut berbahan kaca dan sudah diisi oleh cairan asam.

Kursi roda milik Archibald

Polisi pun melakukan interogasi pada Istrinya Archibald. Selama jalannya interogasi, Doris menceritakan semua tindak kekerasan yang Ia alami bersama sang Putra.

Dan yang paling parah dialami oleh Eric, dimana Archibald tak segan-segan memukul Putranya sendiri hingga babak belur. Menurut Doris, Archibald lebih suka menghabiskan waktu dengan para perawatnya, dibanding keluarganya sendiri. Itulah sebabnya mengapa Archibald sampai menyewa jasa dari 3 orang perawat sekaligus.

Selanjutnya, Polisi memanggil Eric untuk dimintai keterangan. Eric bercerita tentang kekesalannya terhadap sang Ayah, bahkan saking kesalnya, Ia sampai menaruh dendam kepada Ayahnya sendiri. Tapi setelah kita tahu bagaimana perbuatan Archibald terhadap Istri dan Putranya, mungkin perasaan dendam yang dimiliki Eric bisa kita pahami.

Baca Juga: Kisah Tragis Majikan Dibantai ART Gara-gara Perkara Uang Rp300 Ribu

Ranjau Hawkins

Dan pada akhirnya, Eric pun mengaku kalau Dialah pelaku pembunuhan Ayahnya sendiri. Dari hasil interogasi tersebut, diketahui pula kalau sebenarnya Eric yang menyimpan pecahan ranjau di bawah kursi roda sang Ayah. Itulah sebabnya Ia sempat mengunci diri di dalam gudang dengan maksud untuk memasang ranjau.

Karena Eric juga adalah seorang tentara, Ia bisa mengetahui bagaimana cara kerja dari persenjataan militer. Bahkan, Eric bisa mendapatkan akses ke sebuah toko senjata militer Inggris yang berada di kota Spilsby. Dari situlah Eric bisa membeli ranjau untuk dipasang di rak bawah kursi roda.

Eric memulai masa persidangannya di tanggal 21 September 1943. Kemudian pada persidangan yang digelar pada 4 November 1943, hakim merilis hasil pemeriksaan kejiwaannya Eric yang menyebutkan bahwa Eric mengalami gangguan jiwa.

Baca Juga: Eksperimen Tuskegee: 40 Tahun Kekejaman Medis Terhadap Pria Kulit Hitam di Amerika Serikat

Karena alasan tersebut, Eric dinyatakan tidak bersalah, tapi Ia harus dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa untuk menyembuhkan gangguan jiwa yang Ia alami. Selang 32 tahun kemudian, Eric pun dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari Rumah Sakit Jiwa.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wikipedia, Dday-overlord.com, Crimes Through Time