INDOZONE.ID - Ku Klux Klan (KKK) didirikan pada bulan Desember 1865, setelah berakhirnya Perang Saudara di Amerika Serikat. Organisasi ini bermula di Pulaski, Tennessee, sebagai kelompok berbasis rahasia oleh sekelompok veteran Konfederasi yang merasa frustasi dan tidak puas dengan hasil perang serta dengan perubahan sosial yang terjadi di seluruh Amerika Serikat.
Pendiri Ku Klux Klan (KKK) adalah sekelompok mantan tentara Konfederasi di Pulaski, Tennessee. Namun, mereka yang secara khusus dianggap sebagai pendiri pertama KKK adalah enam orang, yaitu:
1. Nathan Bedford Forrest: Seorang jenderal Konfederasi yang sangat dihormati selama Perang Saudara. Forrest bukanlah pendiri langsung KKK, tetapi ia menjadi salah satu pemimpin awal dan paling berpengaruh dalam organisasi tersebut.
2. John C. Lester: seorang pengacara dan wartawan.
Baca Juga: Bonnie dan Clyde : Romansa Kriminal Dua Sejoli dalam Sejarah Amerika Serikat
3. Calvin E. Jones: Seorang kapten dalam tentara Konfederasi.
4. Frank O. McCord: Seorang Kapten dalam tentara Konfederasi.
5. Richard R. Reed: Seorang anggota tentara Konfederasi yang dikenal sebagai "Baphomet" dalam kelompok KKK awal.
6. James R. Crowe: Seorang dokter gigi.
Mereka bertemu dan membentuk Ku Klux Klan pada pertengahan Desember 1865. Meskipun awalnya merupakan suatu kelompok rahasia yang lebih bersifat sosial, KKK dengan cepat berkembang menjadi organisasi yang terlibat dalam tindakan kekerasan dan intimidasi.
Baca Juga: Kisah Mengerikan Francis Two Gun Crowley, Penjahat Sadis yang Bikin Kota New York Mencekam
Anggota awal KKK bertujuan untuk merespon dan menentang langkah-langkah Rekonstruksi yang diambil oleh pemerintah federal untuk menyatukan kembali negara dan memberikan hak-hak sipil kepada orang-orang Afrika-Amerika yang baru saja dibebaskan dari perbudakan.
KKK awalnya bertindak secara rahasia, mengenakan seragam putih dan topeng, serta menggunakan taktik-taktik teror, intimidasi, dan kekerasan untuk menekan orang-orang kulit hitam dan pendukung hak-hak sipil. Mereka ingin mendirikan supremasi kulit putih dan membatasi hak-hak sipil orang-orang yang sebelumnya adalah budak.
Selama beberapa tahun, KKK berhasil membuat ketakutan di seluruh Selatan dengan melakukan pembunuhan, pemukulan, dan tindakan kekerasan lainnya terhadap orang-orang yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap supremasi kulit putih.
Pada awal 1870-an, pemerintah federal mulai mengambil tindakan keras terhadap KKK dengan undang-undang yang bertujuan untuk menegakkan hak-hak sipil dan melindungi warga kulit hitam. Meskipun KKK kehilangan pengaruhnya secara signifikan pada akhir abad ke-19, mereka kembali muncul pada awal abad ke-20 dan kemudian di berbagai periode sejarah Amerika.
Secara umum, sejarah Ku Klux Klan (KKK) dapat dibagi menjadi tiga fase utama:
1. KKK Pertama (1865-1870-an):
- KKK pertama didirikan pada tahun 1865 di Pulaski, Tennessee, oleh sekelompok mantan tentara Konfederasi.
- Fase pertama ini terutama terjadi selama periode Rekonstruksi setelah berakhirnya Perang Saudara Amerika.
- KKK awalnya bertujuan untuk menentang upaya Rekonstruksi dan hak-hak sipil yang diberikan kepada orang-orang kulit hitam yang baru dibebaskan.
- Aktivitas KKK pada fase ini mencakup tindakan kekerasan dan teror terhadap orang-orang kulit hitam dan pendukung hak-hak sipil. Mereka menggunakan seragam putih dan topeng untuk menyembunyikan identitas mereka.
2. KKK Kedua (1910-an-1940-an):
- KKK kedua muncul pada awal abad ke-20, terutama pada tahun 1920-an.
- Kelompok ini terinspirasi oleh ketidakpuasan terhadap perubahan demografis, termasuk imigrasi baru, serta perasaan anti-Semitisme dan anti-Katolik.
- KKK kedua memiliki dampak besar di beberapa bagian Amerika Serikat, termasuk di wilayah urban dan suburban.
- Mereka menentang perubahan sosial dan politik, sering kali melalui tindakan kekerasan, intimidasi, dan kampanye kebijakan anti-imigran.
3. KKK Kontemporer (1950-an - Sekarang):
- Fase ketiga melibatkan kebangkitan KKK selama dan setelah Gerakan Hak-Hak Sipil pada tahun 1950-an dan 1960-an.
- KKK kontemporer terlibat dalam perlawanan terhadap integrasi rasial, hak-hak sipil, dan perubahan sosial yang muncul pada era tersebut.
- Aktivitas KKK kontemporer termasuk teror terhadap aktivis hak-hak sipil, terutama di Selatan, dan serangan terhadap komunitas kulit hitam.
- Meskipun tidak sekuat pada fase pertama, KKK kontemporer masih ada dan terlibat dalam tindakan kekerasan serta promosi ideologi supremasi kulit putih hingga saat ini.
Kasus-kasus KKK
1. Insiden Pembantaian Birmingham di Alabama terjadi pada 15 September 1963
Insiden ini merupakan peristiwa tragis yang menyebabkan pembunuhan empat anak Afrika-Amerika oleh kelompok supremasi kulit putih Insiden tersebut terjadi di Gereja Baptis kecil bernama 16th Street Baptist Church di Birmingham, Alabama.
Gereja ini telah menjadi pusat aktivitas hak-hak sipil di kota tersebut.Empat anak perempuan Afrika-Amerika tewas dalam ledakan bom yang ditempatkan oleh anggota kelompok supremasi kulit putih.
Korban-korban tersebut adalah Addie Mae Collins (14 tahun), Denise McNair (11 tahun), Carole Robertson (14 tahun), dan Cynthia Wesley (14 tahun). Bom yang diledakkan di dalam gereja pada pagi hari menjelang ibadah Minggu. Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan pada struktur gereja dan menimbulkan rasa takut dan kepanikan.
Insiden Pembantaian Birmingham terjadi dalam konteks perjuangan hak-hak sipil di Amerika Serikat. Motivasi di balik serangan ini adalah rasis dan bertujuan untuk menakut-nakuti dan menghentikan perjuangan hak-hak sipil di kota tersebut.
Insiden ini memicu kemarahan dan kecaman luas dari masyarakat dan pemimpin hak-hak sipil. Pada saat itu, banyak pihak menyalahkan kelompok supremasi kulit putih dan tindakan kekerasan rasial.
Setelah insiden, penyelidikan dilakukan dan empat anggota Ku Klux Klan, Thomas Blanton, Bobby Frank Cherry, Herman Cash, dan Robert Chambliss, dituduh sebagai pelaku pengeboman tersebut. Namun, proses hukum terhenti untuk sementara waktu, dan baru pada tahun 1977, Robert Chambliss dihukum karena perannya dalam pemboman tersebut.
Insiden Pembantaian Birmingham di Alabama dianggap sebagai salah satu momen penting dalam gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat. Tragedi ini mempercepat perubahan opini publik dan memotivasi masyarakat untuk mendukung legislasi hak-hak sipil yang lebih keras.
Insiden ini menjadi pengingat akan kekejaman rasial yang masih ada di Amerika Serikat dan memberikan dorongan tambahan bagi gerakan hak-hak sipil untuk memperjuangkan kesetaraan dan mengakhiri diskriminasi rasial.
2. Pembunuhan James Chaney, Andrew Goodman, dan Michael Schwerner
Peristiwa tersebut terjadi pada 21 Juni 1964, dan peristiwa ini menjadi salah satu titik penting dalam Gerakan Hak-Hak Sipil di Amerika Serikat. Ketiganya adalah aktivis hak-hak sipil yang terlibat dalam kampanye pendaftaran pemilih di negara bagian Mississippi, yang pada saat itu merupakan salah satu basis terkuat dari Ku Klux Klan.
James Chaney, seorang pria kulit hitam berusia 21 tahun, dan Andrew Goodman dan Michael Schwerner, dua pria kulit putih berusia 20 dan 24 tahun, adalah bagian dari Freedom Summer, kampanye hak-hak sipil pada tahun 1964 yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi politik orang kulit hitam di Selatan, khususnya Mississippi.
Pada 21 Juni 1964, ketiganya pergi ke Philadelphia, Mississippi, setelah mendengar berita tentang gereja yang dibakar sebagai tanggapan terhadap upaya mereka dalam pendaftaran pemilih. Mereka ditangkap oleh polisi setempat atas alasan pelanggaran lalu lintas dan kemudian dilepaskan.
Setelah mereka meninggalkan kantor polisi, mereka diculik oleh anggota Ku Klux Klan. Setelah diculik, ketiganya tidak ditemukan selama beberapa waktu. Pencarian besar-besaran dilakukan oleh pihak berwenang dan aktivis hak-hak sipil di seluruh negara bagian. Pada 4 Agustus 1964, jenazah mereka ditemukan di dam di luar Philadelphia, Mississippi.
Pada bulan Desember 1964, sebelas orang, termasuk beberapa anggota Ku Klux Klan, ditangkap dan dituduh terlibat dalam pembunuhan tersebut. Pada tahun 1967, tujuh dari sebelas terdakwa dihukum bersalah atas pelanggaran hak-hak sipil, dan tiga di antaranya dihukum atas tuduhan pembunuhan. Pembunuhan ini menjadi pusat perhatian nasional dan memperkuat dukungan untuk Civil Rights Act tahun 1964 dan Voting Rights Act tahun 1965.
Masa Sekarang
KKK modern tetap ada, terpecah menjadi kelompok-kelompok lokal dengan aktivitas terbatas dibandingkan masa lalu. Mereka memanfaatkan media sosial dan internet untuk propaganda dan dukungan. Pemerintah terus memantau aktivitas mereka, dan penegak hukum fokus pada tindakan diskriminatif.
Dukungan untuk KKK terbatas, dan perlawanan masyarakat serta kampanye anti-kebencian terus diperkuat untuk melawan ideologi mereka. Meskipun masih ada, KKK modern kehilangan pengaruh besar dan diisolasi sosial karena mayoritas masyarakat menolak pandangan supremasi kulit putih yang mereka anut.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Splc