Kisah Brenda Spencer yang tidak suka hari senin. (Instagram/@rocahistory)
INDOZONE.ID - Masih muda, gadis bernama Brendan Spencer melakukan kejahatan mengerikan. Ia menembak beberapa anak SD di sekolah yang terletak di depan rumahnya.
Pada tahun 1979, Brenda Spencer, yang saat itu berusia 16 tahun, melakukan penembakan di sebuah sekolah dasar di San Diego.
Pada Senin pagi itu, ia menembakkan peluru ke Sekolah Dasar Grover Cleveland selama 20 menit dari jendela kamarnya, yang terletak tepat di seberang jalan dari sekolah.
Remaja berusia 16 tahun dengan tubuh kecil dan rambut merah cerah itu kemudian mempersenjatai dirinya dengan senapan 22 dan teleskop yang diberikan oleh ayahnya, Wally, sebagai hadiah Natal. Ia mulai melepaskan tembakan dari jendela kamarnya.
Sasarannya adalah Sekolah Dasar Grover Cleveland, yang terletak hanya 45 meter di seberang jalan, di mana sekelompok anak kecil sedang menunggu dengan sabar hingga kepala sekolah membuka gerbang sekitar pukul 8.30 pagi.
Baca Juga: Kilas Balik Sumanto, Sosok Kanibal Asal Purbalingga yang Cari Kedamaian Abadi
Kekacauan pun pecah ketika staf sekolah bergegas keluar untuk membantu anak-anak yang ketakutan dan terluka, berteriak kepada orang tua agar terus melaju saat mereka tiba untuk menjemput murid-murid yang lain.
Setelah penembakan yang berlangsung selama 20 menit, delapan anak dan tiga orang dewasa terkena tembakan, termasuk seorang polisi yang tertembak di leher.
Dua orang dinyatakan tewas, termasuk kepala sekolah, Burton Wragg, yang berlari keluar untuk membantu anak-anak yang terluka dan tertembak, serta penjaga sekolah yang mencoba menyelamatkan kepala sekolah tersebut.
Jumlah korban tewas mungkin jauh lebih tinggi jika seorang polisi tidak menghalangi jalur tembak Spencer dengan memarkir truk sampah di jalan. Semua ini terjadi pada Senin pagi di bulan Januari 1979.
Baca Juga: Kisah Tragis Pria 49 Tahun Nekat Siram Siswi SMP dengan Air Keras karena Cinta Ditolak
Setelah melakukan penembakan, polisi berhasil menghubungi Brenda yang masih berada di dalam kamarnya, lengkap dengan senjatanya. Dengan santai, ia menjawab, "Saya tidak suka hari Senin."
Akhirnya, Brenda setuju untuk menyerahkan diri setelah polisi menjanjikan makanan cepat saji sebagai imbalan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Adelaidenow.com.au