Selasa, 25 JUNI 2024 • 21:00 WIB

Julius dan Ethel Rosenburg, Pasutri Mata-Mata AS

Author

Ethel dan Julius Rosenberg

INDOZONE.ID - Ini adalah kisah dari Julius dan Ethel Rosenberg, pasangan suami-istri asal AS yang sempat viral di masa Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet.

Julius Rosenberg lahir di New York pada 12 Mei 1918, dimana keluarganya adalah imigran dari Rusia. Orang tuanya bekerja sebagai penjual di sebuah toko yang letaknya di Lower East Side.

Julius pernah menuntut ilmu di Seward Park High School dan City College of New York. Saat masa Depresi Hebat AS, Julius pernah memimpin organisasi Liga Pemuda Komunis AS di kampusnya. Julius lulus di tahun 1939 dengan gelar sarjana teknik kelistrikan.

Baca Juga: Kisah Wanita Yahudi yang Kena Karma Akibat Ingin Racuni Sahabat Rasulullah

Ethel yang lahir dengan nama Ethel Greenglass adalah seorang warga kelahiran Manhattan tanggal 28 September 1915. Ia memiliki seorang adik laki-laki yang bernama David Greenglass.

Ethel sebenarnya sangat berbakat untuk menjadi seorang aktris dan penyanyi. Namun, Ia memutuskan untuk bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan perkapalan. Ethel bertemu dengan sang suami saat berkuliah di City College of New York pada tahun 1936.

Setelah sama-sama lulus di tahun 1939, mereka memutuskan untuk menikah. Dari pernikahan mereka, lahirlah 2 orang anak laki-laki, yaitu Michael dan Robert Rosenberg.

Baca Juga: Teori Hollow Earth dan Agartha, Menguak Eksistensi Peradaban Misterius dalam Perut Bumi

Awal Mula "Aksi Espionase"

Pada tahun 1940, Julius sempat bekerja di Laboratorium Teknik Korps Perhubungan AS di Fort Monmouth, New Jersey. Di sana Ia bekerja sebagai inspektur teknisi. Tugasnya adalah melakukan pengecekan dan perbaikan pada perangkat elektronik, radar dan rudal kendali milik tentara AS yang disimpan di sana. Semua peralatan tersebut digunakan semasa Perang Dunia kedua.

Sayangnya karier Julius tidak bertahan lama, karena pada tahun 1945, Julius dipecat karena pengalaman organisasinya semasa kuliah di New York dulu.

Saat masih bekerja sebagai teknisi, sekitar tanggal 7 September 1942, Julius diam-diam direkrut menjadi mata-mata oleh agen Kementerian Dalam Negeri Uni Soviet. Yang bertugas untuk merekrut Julius waktu itu adalah Semyon Semyonov, salah satu agen rahasia ternama Uni Sovet pada masanya. Tidak hanya Semyonov, Julius juga bekerja dengan agen Uni Soviet lainnya, yaitu Alexander Feklisov.

Baca Juga: 5 Serigala Legendaris dari Cerita Rakyat yang Harus Kamu Tahu

Soal bagaimana Julius bisa bertemu dengan Semyonov, Ia sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Bernard Schuster, seorang petinggi Partai Komunis AS sekaligus "penyambung lidah" antara Kementerian Dalam Negeri Uni Soviet dengan anggota mata-matanya yang berasal dari AS.

Selama melakukan aksi espionasenya, Julius berhasil membocorkan beberapa teknologi perang AS, mulai dari senjata sampai kendaraan perang. Tugas Julius tidak hanya membocorkan informasi, tapi juga merekrut sejumlah mata-mata baru untuk membantu Uni Soviet. Dan diantara mata-mata baru yang Julius rekrut, salah satunya adalah adik iparnya sendiri, yaitu David Greenglass.

Akhir Aksi Espionase

Julius dan Ethel saat ditangkap oleh kepolisian

 

Semua aksinya Julius akan berjalan dengan lancar, jika saja Adik iparnya tidak membocorkan aksi espionase dari Kakaknya.

Pada 15 Juni 1950, David ditangkap oleh FBI atas tuduhan aksi espionase usai adanya bukti pembocoran informasi soal Proyek Manhattan, sebuah proyek pembuatan senjata nuklir yang dilakukan oleh AS semenjak Perang Dunia 2 berlangsung. Bukti tersebut didapatkan dari seorang fisikawan Jerman bernama Klaus Fuchs yang terlebih dulu tertangkap sebelum David.

Dari David, FBI pun mulai menangkap Julius dan Ethel atas pengakuannya David. Julius ditangkap pada 17 Juli 1950, sementara Ethel ditangkap pada 11 Agustus 1950. Setelah pasutri Rosenberg, salah satu mata-mata lainnya yang bernama Morton Sobell, juga berhasil ditangkap usai "kucing-kucingan" dengan aparat berwenang. Ia ditangkap pada 16 Agustus 1950.

Baca Juga: Aksi Biadab Ahmad Suradji Bunuh 49 Wanita Secara Brutal Demi Kesaktian: Dikubur Hidup-hidup hingga Gunakan Air Liur Korban

Selama masa penahanannya, Julius dan Ethel mendapat tekanan dari pihak berwenang untuk membongkar semua aksi espionasenya. Tak hanya itu, pengakuan David Greenglass yang terkesan "memojokkan" Kakaknya sendiri membuat tekanan yang dihadapi pasutri Rosenberg semakin berat.

Dari pembahasan sejauh ini, Ethel memang tidak terlibat secara langsung dari aksi espionase yang dilakukan suaminya. Tapi sekali lagi, pengakuan Adiknya sendirilah yang membuatnya kesulitan untuk membebaskan diri dari segala tuntutan yang dijatuhkan kepadanya. Yang Ethel inginkan adalah kebebasan agar dirinya bisa merawat 2 anaknya yang masih kecil.

Di tanggal 6 Maret 1951, proses persidangan pun digelar. David yang statusnya berubah dari tersangka menjadi saksi usai merubah pengakuannya kepada Kakaknya, juga diikutsertakan dalam sidang ini.

Baca Juga: Kisah Mona Mahmudnizhad, Gadis 17 Tahun yang Dieksekusi Mati Pemerintah Iran karena Agamanya

Fokus sidang yang digelar saat itu adalah rancangan bom atom yang digambar oleh Julius. Selain Julius, David juga membantu membuat rancangan bom atom itu. Rencananya, gambar tersebut akan dikirimkan kepada pihak Uni Soviet.

Karena Julius dan David sama-sama terbukti terlibat dalam pembuatan gambar rancangan bom atom tersebut, mereka berdua mendapatkan hukumannya masing-masing, namun hukuman tersebut berbeda jauh perbandingannya.

David hanya mendapat hukuman penjara selama 9 tahun penjara, sementara Julius mendapat vonis hukuman mati dengan cara disetrum. Selain Julius, Ethel yang diduga "membantu aksi espionase sang suami" juga divonis hukuman mati dengan cara yang sama.

Baca Juga: Misteri Kematian Roberto Calvi, Manajer Bank yang Tewas Tergantung di Jembatan Kota London Diduga Terkait Freemason dan Mafia

Sejumlah warga AS menyuarakan pembelaannya untuk pasutri Rosenberg. Mereka menilai kalau hukuman yang mereka dapat dinilai tidak adil. Tidak hanya di AS saja, dukungan terhadap pasutri Rosenberg ini juga terjadi sampai ke wilayah Eropa. Namun sayang, dukungan mereka tidak digubris sama sekali oleh pihak berwenang AS.

Sampailah kita di tanggal 19 Juni 1953 pukul 23:00 waktu setempat, dimana Julius dan Ethel menghembuskan nafas terakhirnya usai menjalani proses eksekusi mati. Mereka dimakamkan di Pemakaman Wellwood, New York pada 21 Juni 1953. Upacara pemakamannya sendiri dihadiri oleh 10.000 orang pelayat. Fun fact, pasutri Rosenberg menjadi satu-satunya orang AS yang disetrum mati di masa Perang Dingin.

Perjuangan Michael dan Robert Rosenberg Membela Keadilan untuk Kedua Orang Tuanya

Michael (kiri) dan Robert (kanan) Rosenberg

Sepeninggal orang tuanya, Michael dan Robert tidak pernah diadopsi oleh kerabatnya, termasuk David dan istrinya, Ruth, selaku kerabat kandung dari Ibunya. Mereka dibawa ke panti asuhan dan diadopsi oleh pasutri Abel dan Anne Meeropol.

Karena Michael dan Robert masih anak-anak saat orang tuanya dieksekusi, jadi mereka belum tahu apa penyebab kematian orang tuanya pada saat itu. Barulah mereka mengetahui semuanya saat Morton Sobell mengakui aksi espionasenya bersama Julius Rosenberg di tahun 2008.

Baca Juga: Viral di Sosmed Soal Cek Khodam, Ternyata ini Manfaatnya!

Dalam pengakuan Morton, Ia membeberkan fakta tentang gambar rancangan bom atom yang jadi fokus utama persidangannya Julius dan David. Menurut Morton, gambar itu sepenuhnya dibuat oleh David, namun karena David dijanjikan kebebasan oleh aparat berwenang, Ia sengaja memutarbalikkan semua fakta tentang aksi espionase yang dilakukannya.

Fakta menariknya, Morton menyebut kalau gambar rancangan bom atom yang dibuat David adalah desain bom "Fat Man" dan "Little Boy" yang digunakan tentara AS dalam menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki.

Gambar rancangan bom atom buatan David Greenglass

Di sisi lain, Morton juga menyebutkan kalau Ethel Rosenburg pada kenyataannya tidak memiliki keterlibatan apapun terkait aksi espionase yang Ia perbuat bersama suami dan adiknya. Justru, Ruth Greenglass, Adik iparnya Ethel lah yang mempunyai peran sebagai penyedia markas bagi para mata-mata. Dan anehnya, Ruth sama sekali tidak ditangkap oleh pihak berwenang. Nampaknya istilah "Ipar adalah Maut" juga berlaku pada kasusnya pasutri Rosenberg.

Baca Juga: Heboh Cek Khodam di Media Sosial, Ini Makna Sebenarnya dan Jenisnya

David dan Ruth Greenglass

Kembali kepada Michael dan Robert, mereka merasa kalau hukuman yang diterima orang tuanya sangatlah tidak adil. Dalam upayanya menyuarakan keadilan untuk orang tuanya, mereka lebih memfokuskannya kepada sang Ibu. Walau begitu, bukan berarti kalau mereka tidak ikut memperjuangkan keadilan untuk Ayahnya.

Per tahun 2015, Michael dan Robert dengan berani menghadap langsung kepada Presiden AS saat itu, Barack Obama. Mereka tak henti-hentinya menuntut keadilan kepada Presiden AS sejak saat itu sampai sekarang.

Di samping upayanya dalam menyuarakan keadilan, mereka sempat membuat sebuah yayasan non-profit bernama Rosenberg Fund for Children. Yayasan ini mereka bangun sejak tahun 1990. Selain itu, Michael dan Robert juga menulis 2 buku yang menceritakan kembali kisah orang tuanya, yaitu "We Are Your Sons: The Legacy of Ethel and Julius Rosenberg" yang dirilis di tahun 1975 dan "An Execution in the Family: One Son's Journey" yang dirilis pada tahun 2003.

 

Upaya Michael dan Robert dalam membela orang tuanya juga dilanjutkan ke generasi selanjutnya. Anak-anak mereka juga ikut menyuarakan keadilan untuk Kakek dan Neneknya.

Di tahun 2004, Ivy Meeropol, putri dari Michael membuat sebuah film berjudul "Heir to an Execution" pada tahun 2004. Film ini menceritakan kembali kisah hidup Kakek dan Neneknya, yaitu Julius dan Ethel Rosenberg. Fakta menarik lainnya adalah film tersebut berhasil ditayangkan di acara Sundance Film Festival tahun 2004.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wikipedia