Kategori Berita
Media Network
Kamis, 06 FEBRUARI 2025 • 16:11 WIB

Kisah Pilu Yingying Zhang: Mahasiswi Asal Tiongkok yang Hilang dan Dibunuh di Amerika Serikat

Yingying Zhang dibunuh oleh Brendt Christensen di dekat Chicago, tetapi jasadnya tidak pernah ditemukan.

INDOZONE.ID - Sebuah kasus mengerikan berhasil mengguncang hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok, memancing perdebatan tentang keadilan hukum.

Seorang pria yang terbukti menculik, memperkosa, dan membunuh seorang mahasiswi asal Tiongkok, terhindar dari hukuman mati hingga memicu kemarahan luas, terutama di negara asal korban.

Baca Juga: Kisah Mistis Gunung Prau: Misteri Pendakian yang Diteror Suara Gending Jawa dan Sosok Misterius

Seorang mahasiswa doktoral di Amerika Serikat terhindar dari hukuman mati setelah terbukti menculik dan membunuh seorang sarjana Tiongkok berusia 26 tahun. Kasus ini memicu kemarahan luas di Tiongkok, di mana banyak orang menuntut hukuman yang lebih berat.

Ilustrasi pembunuhan.

Brendt Christensen (30) dinyatakan bersalah atas penculikan Zhang Yingying dari sebuah halte bus. Setelah itu, ia memperkosa, mencekik, dan menikam korban sebelum memukulnya hingga tewas dengan tongkat serta memenggal kepalanya.

Jaksa penuntut mengajukan hukuman mati, yang juga didukung oleh keluarga Zhang. Namun, gagal mencapai keputusan bulat bahkan setelah delapan jam musyawarah.

Akibatnya, sesuai hukum yang berlaku, Christensen otomatis dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.

Vonis ini segera menyebar luas di Tiongkok dan menjadi perbincangan hangat di media sosial dengan banyaknya netizen yang mengecam sistem peradilan AS.

Pacar Zhang, Hou Xiaolin, secara terbuka menyatakan ketidakpuasannya terhadap putusan tersebut. Dalam konferensi pers setelah vonis dijatuhkan, ia mengatakan, “Hasil hari ini tampaknya memberi tahu saya bahwa saya dapat membunuh siapa pun dengan segala macam cara yang kejam dan saya tidak akan mati karenanya. Lebih baik saya bertindak sebagai penyendiri dan orang-orang tidak akan menganggap saya orang yang berbahaya. Hasil hari ini mendorong orang untuk melakukan kejahatan dan saya tidak akan pernah setuju dengan itu.”

Dilansir dari The Guardian, seorang warganet mengungkapkan pendapatnya, "Di penjara, dia akan dirawat selama sisa hidupnya. Dia sengaja membunuh seseorang, tetapi hakim masih belum menjatuhkan hukuman mati padanya. Apa yang mereka pikirkan?," ia menambahkan, "Ini adalah bukti bahwa sistem peradilan Amerika tidak adil."

Beberapa pengguna lain membandingkan keputusan ini dengan sistem peradilan di Tiongkok, di mana ribuan terpidana dieksekusi setiap tahunnya.

"Sekarang saya pikir hukuman mati setidaknya merupakan cara untuk menghibur keluarga korban," kata yang lain, dalam sebuah komentar yang disukai oleh lebih dari 19.000 kali.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Guardian

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Pilu Yingying Zhang: Mahasiswi Asal Tiongkok yang Hilang dan Dibunuh di Amerika Serikat

Link berhasil disalin!