Baca Juga: Mengulik Tradisi Belian: Metode Pengobatan Gaib Suku Talang Mamak dari Riau
Upacara ini juga biasanya berlangsung di ruangan sederhana yang beralaskan tatami, sehingga konsep yang dibangun dalam upacara masih berlandaskan prinsip wabi-sabi.
Cerminan prinsip ini yang lain adalah kintsugi, seni Jepang yang memperbaiki keramik pecah dengan menggunakan campuran resin yang dicampur dengan bubuk emas, perak, atau logam lain.
Ide dasar dari kintsugi adalah menghargai ketidaksempurnaan dan melihat keindahan dalam sesuatu yang pernah rusak.
Alih-alih membuang piring atau mangkuk yang pecah, orang Jepang memperbaikinya sehingga retakan tersebut menjadi bagian dari cerita barang itu.
Konsep wabi-sabi sudah berkembang dan dikenal luas, tidak hanya di Jepang tapi juga di berbagai negara.
Konsep ini populer karena sejalan dengan gaya hidup minimalis yang sedang tren di era modern.
Di tengah kehidupan modern Jepang yang serba cepat, wabi-sabi tetap relevan sebagai filosofi yang menghargai keindahan dalam kesederhanaan dan ketidaksempurnaan, menjadi keseimbangan dalam gaya hidup modern yang penuh tekanan dan perubahan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Japanese Research On Linguistics, Literature, And Culture