Kategori Berita
Media Network
Minggu, 20 OKTOBER 2024 • 11:18 WIB

Tradisi Sinoman dalam Kehidupan Masyarakat Jawa untuk Menghidupkan Solidaritas

Tradisi sinoman yang masih dipertahankan.

INDOZONE.ID - Dibandingkan dengan masyarakat perkotaan, masyarakat desa hidup dengan nilai gotong royong yang kuat dan solidaritas tinggi.

Mereka saling membantu dalam berbagai hal, terutama ketika ada acara hajatan atau upacara adat.

Dalam acara semacam itu, tetangga terdekat akan berperan penting, memberikan bantuan baik berupa tenaga maupun materi.

Bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk uang atau barang, tetapi juga tenaga fisik untuk membantu persiapan acara, seperti memasak atau mengatur jalannya kegiatan.

Baca Juga: Ramai Dukung Palestina Pakai Emoji, Ini Penjelasan Mengapa Semangka Jadi Simbol Solidaritas Palestina

Dalam sebuah penelitian berjudul "Pendekatan teritori pada fleksibilitas ruang dalam tradisi sinoman dan biyada di Dusun Karang Ampel Malang" yang ditulis Pangarasa dkk di tahuh 2012, salah satu bentuk gotong royong yang dikenal dalam masyarakat Jawa adalah tradisi sinoman, yang sudah ada sejak abad ke-14 dan masih dilestarikan hingga kini.

Ketika seseorang mengadakan acara hajatan atau slametan, mereka akan mengundang masyarakat setempat untuk datang dan membantu.

Tradisi ini melibatkan baik laki-laki maupun perempuan, dengan tugas yang berbeda sesuai peran gender masing-masing.

Laki-laki biasanya membantu menyiapkan tenda, menata meja, serta menyajikan makanan dan minuman. Sementara itu, perempuan biasanya bertugas di dapur, memasak makanan untuk tamu.

Baca Juga: Misteri Situs Watu Blorok: Kisah Ular Bertapa yang Berubah Jadi Batu di Jawa Timur

Menariknya, semua yang terlibat dalam sinoman melakukannya dengan sukarela, tanpa mengharapkan imbalan atau upah dari tuan rumah. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga serta meringankan beban penyelenggara acara.

Gotong royong seperti ini menegaskan nilai kebersamaan, solidaritas, dan kerukunan di tengah masyarakat desa.

Tradisi sinoman berlandaskan pada dua prinsip utama, yaitu sukarela dan kekeluargaan. Melalui interaksi saat bergotong royong, masyarakat desa dapat terus menjaga ikatan sosial yang kuat, serta memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara mereka.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Nasional

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Tradisi Sinoman dalam Kehidupan Masyarakat Jawa untuk Menghidupkan Solidaritas

Link berhasil disalin!