Kategori Berita
Media Network
Kamis, 10 FEBRUARI 2022 • 17:21 WIB

Jelang 14 Februari, Berikut 6 Negara yang Melarang Warganya untuk Merayakan Valentine!

Ilustrasi Valentine. (photo/istock/zoff-photo)

Hari kasih sayang atau akrab disebut dengan hari Valentine diperingati setiap 14 Februari. Di hari tersebut, semua orang di dunia merayakannya dengan memberikan bunga atau berkata mesra kepada orang yang mereka cintai dan sayangi.

Namun, rupanya tak semua negara memperbolehkan untuk warganya merayakan hari kasih sayang ini. Selain dikarenakan kisah Valentine yang diangkap dari kematian seseroang dan berkenaan dengan agama, hari Valentine dianggap sebagai perayaan yang berlebihan bagi kaum muda di negara tersebut.

Berikut 6 negara di dunia yang melarang warganya untuk merayakan hari Valentine.

Baca Juga: Tak Harus ke Luar Negeri, Rayakan Valentine di Rumah juga Bisa Romantis dengan 4 Tips Ini

1. Arab Saudi

Arab Saudi memang dikenal sebagai negara Islam, dimana muslim sebagai agama yang diakui di negara tersebut. Meski begitu, pekerja beragama lain diperbolehkan untuk masuk ke negara ini untuk mendorong ekonomi Arab Saudi berkembang pesat. Namun, agama lain seperti Kristen tidak diizinkan untuk menjalankan agama mereka. Setiap perayaan Hari Valentine atau penjualan barang-barang yang berhubungan dengan perayaan, seperti mawar merah sangat dilarang.

Bahkan untuk mencegah masyarakatnya merayakan Valentine, polisi akan berkeliaran di jalan-jalan pada Hari Valentine, pergi dari toko ke toko dan menyita apa pun yang mereka anggap berhubungan dengan Hari Valentine, menangkap dan menghukum semua orang yang melanggar hukum.

2. Uzbekistan

Uzbekistan sebenarnya adalah negara sekuler, tetapi agama yang dominan disana adalah Islam. Dikenal dengan beragam budaya dan sejarahnya yang panjang, Uzbekistan semula telah menoleransi perayaan Hari Valentine.

Namun, hal ini berubah sejak tahun 2012, dimana pemerintah memandang redup terhadap pengaruh budaya dan hiburan asing dan Departemen Pencerahan dan Promosi Nilai Kementerian Pendidikan mengeluarkan keputusan internal yang melarang perayaan hari libur yang asing bagi budaya mereka termasuk Valentine.

Sebaliknya, mereka mempromosikan perayaan dan resital pahlawan nasional mereka yang ulang tahunnya bertepatan pada 14 Februari. Namun pendapat penduduk tentang hal ini terbagi, dimana perayaan Hari Valentine tidak dilarang tetapi mereka jelas tidak dianjurkan untuk memperingatinya.

3. Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau yang mengakui adanya 5 agama. Meski begitu, penduduk Indonesia mayoritas beragama Muslim.

Hubungan Indonesia dengan Hari Valentine memang terasa sangat ambigu. Karena di satu sisi tidak ada hukum yang melarang perayaan hari tersebut. Tetapi di beberapa provinsi dengan pandangan Muslim yang lebih radikal, seperti di Surabaya, Makassar, dan Banda Aceh, perayaan Valentine sangatlah diharamkan.

Kontroversi ini bermula dari keputusan Majelis Tinggi Islam pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa Hari Valentine bertentangan dengan budaya dan ajaran Islam. Namun, terlepas dari semua itu, Hari Valentine tetap populer di kalangan anak muda, dan dirayakan secara terbuka di Jakarta.

4. Iran

Republik Islam Iran adalah negara Islam yang diperintah oleh ulama. Pada tahun 2011, pemerintah melarang produksi semua barang dan hadiah yang berkaitan dengan Hari Valentine dan promosi hari apa pun yang merayakan cinta romantis karena dianggap sebagai penyebaran budaya Barat. Pasangan yang belum menikah dilarang berbaur satu sama lain pada hari tersebut.

Sebaliknya, Iran menyarankan untuk mengganti Hari Valentine dengan festival kuno bernama Mehrgan yang ada di Iran sebelum masuknya Islam. Mehr bisa berarti persahabatan, cinta, atau kasih sayang.

5. Malaysia

Sama seperti Indonesia, konstitusi Malaysia memberikan kebebasan warganya beragama. Tetapi Malaysia adalah negara multi-etnis dan multi-budaya yang penduduknya sekitar 60 persen Muslim.

Sejak tahun 2005, perayaan Hari Valentine telah dilarang di Malaysia. Departemen Pengembangan Islam Malaysia menyebut jika hari Valentine adalah penyebab dari segala hal mulai dari aborsi hingga alkohol dan mengambil sikap bahwa itu adalah mata rantai penyakit negatif yang dapat mengundang bencana dan kerusakan moral di kalangan pemuda.

Bahkan ada kampanye anti-Hari Valentine tahunan untuk memperkuat pandangan tersebut. Siapa pun yang pergi keluar dan merayakannya dengan risiko mereka sendiri termasuk penangkapan.

6. Pakistan

Memiliki nama resmi Republik Islam Pakistan, tentu negara ini serupa dengan Arab Saudi, dimana populasi Muslim di negara ini adalah nomor dua terbesar di dunia. Tentu hal tersebut mempengaruhi sikap terhadap Hari Valentine, terutama selama beberapa tahun terakhir.

Ketika popularitas Hari Valentine tumbuh, sebagian besar kaula muda dan partai-partai ultra-agama memulai demonstrasi anti-Valentine. Akhirnya, seorang warga negara bernama Abdul Waheed mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi di Islamabad untuk melarang hari itu.

Ia mengajukan alasan bahwa itu adalah budaya Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pada tahun 2017, pengadilan mengabulkan petisi dan melarang tidak hanya perayaan Hari Valentine, tetapi juga liputan atau penyebutan media apa pun.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Jelang 14 Februari, Berikut 6 Negara yang Melarang Warganya untuk Merayakan Valentine!

Link berhasil disalin!