Ilustrasi kitab Primbon (Istimewa)
Masyarakat Jawa pada umumnya sudah tidak asing dengan Primbon, sebuah kitab leluhur Jawa yang berisi hubungan-hubungan antara kehidupan manusia dan alam semesta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan Primbon sebagai kitab yang berisikan ramalan untuk perhitungan hari baik, hari nahas, dan sebagainya. Selain itu juga buku yang menghimpun berbagai pengetahuan kejawaan, berisi rumus ilmu gaib (rajah, mantra, doa, tafsir mimpi).
Dan sistem bilangan yang pelik untuk menghitung hari mujur untuk mengadakan selamatan, mendirikan rumah, memulai perjalanan, dan mengurus segala macam kegiatan yang penting, baik bagi perseorangan maupun masyarakat.
Hingga kini, Primbon masih digunakan untuk meramal sesuatu, misalnya kecocokan terhadap pasangan, hari baik untuk menggelar pernikahan hingga perhitungan untuk hari yang bernasib baik.
Terciptanya Primbon berawal dari catatan-catatan kehidupan manusia di masa lampau yang berhubungan dengan alam semesta.
Kala itu, manusia mendalami, mencermati dan mempelajari fenomena di alam semesta untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk.
Kemudian, catatan-catatan itu dikumpulkan dan terbentuk menjadi sebuah kitab yang disebut sebagai Primbon.
Sejatinya, Primbon bukan suatu pedoman yang dapat diganggu gugat, namun Primbon dibuat bertujuan sebagai pedoman dan arahan.
Oleh karena itu, Primbon tak boleh dianggap sebagai mitos belaka karena kitab tersebut disusun melalui proses yang panjang yaitu berdasarkan pengalaman orang-orang terdahulu yang telah teruji.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: