Bung Tomo sebagai salah satu Tokoh Pahlawan 10 November. (Wikipedia)
10 November merupakan hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peringatan Hari Pahlawan ini bertujuan untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang pada 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur.
Para pahlawan yang gugur tersebut telah berjasa untuk membela dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang ingin dirampas kembali oleh para penjajah. Atas jasa mereka ini lah, para pejuang kemerdekaan tersebut mendapatkan gelar pahlawan oleh Presiden Ir. Soekarno.
Baca Juga: Sejarah Hari Pahlawan: Mengenang Peristiwa Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Adapun beberapa nama pahlawan yang gugur pada 10 November 1959 tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bung Tomo
Sutomo atau dikenal akrab dengan Bung Tomo merupakan seorang jurnalis, penyiar radio, sekaligus Kepala Departemen Penerangan di Organisasi Pemuda Indonesia. Berlatar belakang hal tersebut, Bung Tomo mengajak para pemuda Surabaya untuk membela tanah air meski harus mati.
Pria kelahiran 3 Oktober 1920 ini punya peran besar dalam Pertempuran Surabaya. Ia yang membakar semangat para pejuang lewat orasinya. Kalimat orasinya pada saat itu pun hingga kini masih terus terngiang bagi rakyat Indonesia.
“Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap merdeka atau mati!”
2. KH. Hasyim Asy'ari
KH. Hayim Asy'ari merupakan orang yang pertama dikunjungi oleh Bung Tomo sebelum pertempuran 10 November meletus. Bung Tomo pada saat itu meminta izin untuk membacakan pidato yang terinspirasi dari resolusi jihad. Pidato Bung Tomo inilah yang kemudian membakar semangat para pejuang Surabaya.
Semangat pertempuran 10 November 1945 tidak dapat dipisahkan dari resolusi jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy'ari dan ulama lainnya. Karena jasa-jasanya inilah, KH Hasyim Asy'ari mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 17 November 1964.
3. KH. Wahab Hasbullah
KH. Wahab Hasbullah memiliki nama akrab Abdul Wahab yang merupakan sosok yang mengabadikan momen perobekan bendera di atap gedung Hotel Yamato, Surabaya.
Abdul Wahab dikenal sebagai fotografer yang juga sempat mengambil gambar ketika pemuda Surabaya berangkat ke hotel sambil membawa bambu runcing. Atas jasa Abdul Wahab ini pula, hingga kini bangsa Indonesia mampu mengetahui sejarah peperangan dan masa-masa untuk melawan para penjajah yang merebut kemerdekaan Indonesia.
4. HR Mohammad Mangoendiprodjo
HR Mohammad Mangoendiprodjo merupakan salah satu tokoh dalam Pertempuran Surabaya. Beliau adalah sosok yang mempimpin perlawanan terhadap pasukan sekutu sebelum gencatan senjata bersama dengan Bung Tomo, Doel Arnowo, Abdul Wahab, dan Moestopo.
5. Moestopo
Pria kelahiran 1913 ini menjadi tokoh penting dalam Pertempuran Surabaya. Beliau merupakan tokoh dibalik pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berperan salam mengadang pasukan Inggris sebelum terlibat dalam perlawanan di Surabaya.
6. Mayjen Sungkono
Mayjen Sungkono merupakan Panglima Angkatan Perang Surabaya pada saat itu. Dalam pertempuran, Mayjen Sungkono memimpin dengan semangat yang berapi-api. Ia membakar semangat para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan dari bangsa asing meski hanya bermodalkan bambu runcing.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: