Letusan Gunung Agung. (Photo/Istimewa)
Ada sejarah kelam yang terjadi pada 17 Maret 1963 di mana Gunung Agung - gunung tertinggi di pulau Bali meletus dan mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia.
Gunung Agung sempat tidak aktif selama 120 tahun sebelum letusannya kembali di tahun 1963 hingga 1964. Letusan itu menjadi yang paling dahsyat di Indonesia pada abad ke-20.
Diperkirakan ada 1.100 hingga 2.000 orang tewas akibat letusan Gunung Agung. Kehancuran letusan di tahun 1963 terbukti tidak hanya dalam jumlah kematian, tapi cedera yang disebabkan.
Efek yang terjadi akibat letusan Gunung Agung juga mempengaruhi seluruh Indonesia pada saat itu, termasuk dampak iklim jangka pendek.
Letusan itu memiliki dampak iklim pendek karena sejumlah besar belerang yang disuntikkan ke atmosfer yang lebih tinggi. Perkiraan penurunan suhu global bervariasi dari antara 0,1C hingga 0,4C.
Ribuan orang tewas dalam aliran lava, tanah longsor, lahar dan awan gas mematikan pada letusan 1963 yang berlangsung hampir setahun.
Letusan itu dimulai pada 18 Februari 1963 setelah dua hari gempa dengan lontaran material pijar dan aliran abu. Bahkan, ada juga partikel pasir yang cukup banyak.
Aliran lava kental dimulai pada 19 Februari di lereng utara Agung dan tidak berakhir selama 26 hari. Namun yang terjadi selanjutnya adalah letusan eksplosif pada 17 Maret - itu menjadi letusan besar yang diperkirakan mencapai ketinggian 19 km - 26 km.
Letusan eksplosif itu berlangsung selama tujuh jam dan menghasilkan arus densitas piroklastik (PDC) yang mematikan.
Arus gas panas dan materi vulkanik juga berjalan dengan cepat dan lahar seketika menghancurkan sebagian besar wilayah Bali. Orang-orang pada saat itu hanya bisa melarikan diri.
Sayangnya, banyak orang yang terbakar ketika awas gas menempuh jarak ratusan kilometer per jam - menelan daerah terdekat dan penduduk desa terkubur di bawah lumpur dan lahar.
Diperkirakan sebagian besar korban meninggal dunia selama karena letusan eksplosif pertama di mana sejumlah besar andesit basaltik (batu vulkanik) jatuh dari langit.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: