Mengenal Tradisi Kawin Cai, Ritual Unik di Desa Babakan Mulya: Ada Kaitan dengan Pernikahan?
INDOZONE.ID - Indonesia kaya dengan budaya yang punya keunikan masing-masing, seperti Kawin Cai. Meski ada kata “kawin”, apakah ritual ini ada kaitannya dengan pernikahan?
Perlu digarisbawahi, budaya sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Sebab, budaya dapat mempengaruhi sikap dan cara pandang manusia terhadap lingkungannya.
Salah satu kebudayaan yang masih dilakukan hingga saat ini adalah tradisi Mapag Cai atau biasa dikenal dengan Kawin Cai.
Tradisi ini dapat kita temukan di Balong Dalem, Desa Babakan Mulya, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar).
Baca Juga: Menguak Makna Mendalam Tradisi Karva Chauth di India: Simbol Pengorbanan dan Cinta!
Tujuan dan Tempat Pelaksanaan Kawin Cai
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada air yang merupakan sumber kehidupan.
Ritual Kawin Cai ini merupakan kegiatan menikahkan air dari dua sumber mata air yang berbeda, yaitu Sumur Tujuh Cibulan (Cikembulan) dengan yang ada di Balong Dalem Tirta Yatra.
Biasanya, ritual Kawin Cai ini dilaksanakan pada malam Jumat Kliwon di bulan Ruwah. Lantas, apa tujuan dari ritual ini?
Adapun tujuan diadakannya tradisi Kawin Cai ini, yaitu:
1) Sebagai wujud permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Sebagai upaya melestarikan alam agar lingkungan Balong Dalem tetap hijau dan asri;
3) Sebagai daya tarik objek wisata.
Tempat untuk melakukan ritual Kawin Cai di sumber mata air Tirta Yatra. Tempat tersebut dipilih karena dianggap sebagai tempat perkawinan dari Resi Makandria dari Kerajaan Tirtawulan (Cibulan) dengan Pwah Sanghiyang Sri dari Kerajaan Kainderaan.
Dalam prosesnya, ritual Kawin Cai ini menggunakan kendi sebagai wadah untuk mencampur air dari Tirta Yatra dengan air dari Cikembulan.
Tarian dan Musik Pengiring Ritual Kawin Cai
Pada awalnya, ritual Kawin Cai ini tidak diiringi oleh tarian apa pun. Akan tetapi, dalam perkembangannya, mulai diadakan tarian-tarian adat, seperti tari Buyung, tari Lengseran, dan tari Mapag Penganten.
Adapun pemilihan tarian pengiring ini, tergantung dari pihak panitia yang mengadakan ritual Kawin Cai.
Tarian pengiring ini biasanya dilakukan dengan minimal 18 penari mengiringi pengantin, yang membawa air dari Balong Dalem ke Cibulan dan kembali lagi ke Balong Dalem.
Sementara untuk musik iringan, biasanya menggunakan alat-alat musik tradisional Sunda, seperti kecapi dan suling.
Baca Juga: Makna Mendalam di Balik Tradisi Horor Potong Jari Suku Dani
Namun, musik iringan ini kemudian bertambah, seperti kendang, gong kecil, dan lagu-lagu tradisional Sunda.
Penyatuan 2 Sumber Mata Air yang Berbeda
Proses utama dari ritual Kawin Cai adalah penyatuan dua sumber mata air, yaitu Sumber Mata Air Balong Dalem dan Sumber Mata Air Cibulan. Penyatuan dua sumber mata air ini bermakna sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat di Balong Dalem kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, sumur yang ada di Balong Dalem ketika memasuki musim kemarau, akan mulai surut sehingga adanya ritual Kawin Cai ini dimaksudkan agar sumur di Balong Dalem tidak jadi surut.
Kendi dan Batu Kawin
Dalam prosesi ritual ini, diperlukan kendi yang digunakan untuk membawa air dari Balong Dalem ke Cibulan dan sebaliknya.
Kendi ini menyimbolkan, bahwa kita tidak boleh membuang-buang air. Sebab, air merupakan sumber kehidupan dan keberkahan bagi masyarakat.
Sementara itu, batu kawin merupakan dua bongkah batu yang saling berdempetan satu sama lain yang menyerupai "alat kelamin" perempuan dan laki-laki. Batu kawin ini terletak di Balong Dalem.
Batu kawin ini memiliki mitos yang sangat terkenal di kalangan masyarakat. Pertama, apabila sepasang laki-laki dan perempuan mengelilingi batu kawin tersebut secara bersamaan, salah satu dari mereka akan tergila-gila dengan pasangannya.
Kemudian, mitos kedua menyebutkan, jika seorang laki-laki ataupun perempuan susah mendapatkan jodoh, lalu mengitari batu kawin tersebut, maka akan segera mendapatkan jodoh.
Itulah pelaksanaan sekaligus makna ritual Kawin Cai yang biasa dilakukan di Balong Dalem, Desa Babakan Mulya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Signal