Kalender Masehi dan Hijriyah: Yuk, Pahami 5 Perbedaan 2 Sistem Penanggalan di Indonesia Ini!
INDOZONE.ID - Indonesia secara umum menganut kalender Masehi atau Gregorian sebagai sistem penanggalan utama, serta untuk keperluan administrasi, perayaan nasional, dan kegiatan sehari-hari.
Namun, kalender Hijriyah juga digunakan secara luas di Indonesia, terutama untuk keperluan keagamaan umat Islam, seperti menentukan tanggal-tanggal penting, seperti Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
5 Perbedaan Kalender Masehi dan Hijriyah
- Perhitungan Tanggal
Kalender Masehi dihitung dari perputaran bumi terhadap matahari (revolusi), sedangkan kalender Hijriyah dihitung berdasarkan perputaran bulan terhadap bumi.
- Jumlah Hari
Jumlah hari dalam kalender Masehi bisa mencapai 31 hari, dengan rincian sebagai berikut:
Baca Juga: Misteri Hilangnya 10 Tanggal di Kalender Oktober 1582, Kok Bisa?
Januari: 31 hari
Februari: 28 atau 29 hari
Maret: 31 hari
April: 30 hari
Mei: 31 hari
Juni: 30 hari
Juli: 31 hari
Agustus: 31 hari
September: 30 hari
Oktober: 31 hari
November: 30 hari
Desember: 31 hari
Jika dijumlahkan, dalam satu tahun kalender Masehi memiliki kurang lebih 365-366 hari. Sementera itu, kalender Hijriyah hanya sampai 29 hingga 30 hari setiap bulannya dengan rincian sebagai berikut:
Baca Juga: Terungkap! Ini Fungsi Stonehenge di Inggris pada Zaman Dahulu, Sebagai Kalender Matahari?
Muharram: 29 hari
Safar: 30 hari
Rabiul Awal: 29 hari
Rabiul Akhir: 30 hari
Jumadil Awal: 29 hari
Jumadil Akhir: 30 hari
Rajab: 29 hari
Syaban: 30 hari
Ramadhan: 30 hari
Syawal: 30 hari
Zulkaidah: 29 hari
Zulhijjah: 29 atau 30 hari
Jika dijumlahkan, dalam satu tahun kalender Hijriyah memiliki kurang lebih 354-355 hari.
- Sejarah Penanggalan
Kalender Masehi, dikenal juga sebagai kalender Gregorian, yang didasarkan pada perputaran bumi mengelilingi matahari dengan durasi 365,25 hari.
Awalnya, kalender ini diperkenalkan oleh astronom Romawi dan dikenal sebagai kalender Julian, kemudian ditambah satu hari pada Februari setiap empat tahun (tahun kabisat).
Namun, pada 1570-an, kalender Julian melenceng 10 hari dari musim yang seharusnya terjadi di setiap tahun.
Maka dari itu, Paus Gregorius XIII bersama ahli fisika dan astronomi, mengembangkan kalender Gregorian. Mereka menghasilkan kalender baru dengan menghapus sistem kabisat pada tahun yang tidak habis dibagi 400, serta memindahkan tahun baru dari 25 Maret ke 1 Januari.
Baca Juga: Ternyata Tanggal 30 Februari Sempat Digunakan di Kalender Negara Ini, Benarkah?
Sementara itu, Kalender Hijriah muncul pada masa Khalifah Umar bin Khattab setelah masalah penanggalan muncul akibat kebingungan saat pembacaan surat yang mencantumkan bulan tanpa tahun.
Alhasil, diadakan pertemuan untuk menentukan sistem penanggalan yang konsisten. Setelah mempertimbangkan berbagai pilihan, disepakati kalender Islam dimulai dari peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah
Mengapa peristiwa itu menjadi patokan? Sebab, itu dipandang sebagai titik penting sejarah Islam yang kemudian dikenal sebagai kalender Hijriah.
- Bentuk Angka
Kalender Hijriah berkaitan erat dengan umat muslim sehingga dipakai angka Arab. Sebaliknya, Kalender Masehi menggunakan angka alfabet.
- Penentuan Awal Hari
Awal hari dalam kalender Masehi dimulai dari pukul 00.00, sedangkan Hijriah dihitung dari terbit hingga terbenamnya matahari.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Gramedia.id