Mengulik Sejarah Geisha: Dilakoni Pria Sebelum Digeluti Wanita, Seniman Profesional Bukan Penjaja Cinta
INDOZONE.ID - Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang masih dijaga hingga saat ini, salah satunya adalah Geisha. Mungkin beberapa diantara kalian sudah sering atau pernah mendengar tentang Geisha.
Kata Geisha memiliki arti orang seni atau seniman. Geisha adalah orang yang memiliki keterampilan di bidang seni tradisional Jepang yang memiliki tugas untuk menghibur.
Para Geisha ini memiliki beberapa tugas, diantaranya adalah menyajikan makanan dan minuman dengan cara yang sangat terampil dan elegan atau melakukan pertunjukkan tarian dan musik tradisional Jepang.
Era kemunculan Geisha
Dilansir dari Titiek Suliyati (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Geisha: Antara Tradisi dan Citra Buruk”, Geisha muncul pada periode Edo sekitar tahun 1603-1867.
Baca Juga: Tampil Unik dengan Riasan Wajah Putih, Inilah 5 Fakta Menarik Soal Geisha
Pada masa itu, keadaan politik di Jepang terlihat stabil, karena saat itu merupakan periode isolasi yang dilaksanakan oleh Shogun Tokugawa. Keadaan tersebutlah yang menjadi penyebab munculnya berbagai aktivitas hiburan di Jepang, salah satunya adalah Geisha.
Awalnya, geisha adalah para pria
Awalnya, Geisha ini adalah para pria atau Taikomochi dan memiliki tugas untuk menghibur para tamu dengan tari, lawak, atau pun musik. Pada masa itu, Geisha atau penghibur ini bukan wanita karena para wanita di Jepang dianggap tidak layak sebagai penghibur.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, Geisha wanita mulai muncul dengan ciri khasnya yang sangat unik.
Pada tahun 1779, profesi Geisha mulai diakui sebagai profesi yang resmi. Oleh karena itu, dibentuklah Kenban oleh pemerintah Jepang yang bertugas untuk mengkoordinir, mengawasi, dan mencegah Geisha menjadi pelacur.
Baca Juga: Tradisi Geisha Memakai Riasan Wajah yang Putih dan Tebal
Menjamu tamu, bukan melacur
Geisha hanya bertanggung jawab atau bertugas menjamu tamu di pesta, bukan menjual diri sebagai pelacur.
Kenban mengeluarkan aturan yang mewajibkan Geisha untuk diantar ke tempat pesta untuk mencegah mereka menyamar menjadi pelacur.
Geisha bukanlah pelacur, Geisha sebenarnya adalah seniman dan penghibur profesional yang dilatih untuk memberikan hiburan yang mengesankan bagi tamu mereka. Seorang Geisha harus menempuh pendidikan khusus dengan proses yang panjang.
Aturan dan ritual ketat
Tradisi Geisha di Jepang memiliki banyak aturan dan ritual yang ketat. Jika seorang wanita ingin menjadi Geisha, maka mereka harus memulai latihannya sejak usia muda dan mendaftar ke dalam Okiya. Okiya merupakan rumah tradisional yang dipimpin oleh seorang ibu Geisha yang bertanggung jawab atas pelatihan dan karir mereka.
Selama pelatihan, calon Geisha harus belajar berbagai seni tradisional seperti musik, tarian, dan seni lukis wajah. Selain itu, mereka juga harus belajar etika dan tata krama yang ketat untuk menjadi seorang Geisha yang sukses.
Baca Juga: Kisah Horor di Balik Hutan Aokigahara di Jepang: Tempat Terkenal untuk Bunuh Diri
Setelah selesai pelatihan, seorang Geisha dapat mulai menerima undangan untuk tampil di acara-acara dan menyajikan hiburan untuk tamu-tamu mereka.
Gion di Kyoto
Geisha sering tampil di acara-acara formal, seperti pesta teh, acara pernikahan, pertemuan bisnis, atau makan malam untuk tamu yang sangat terpilih.
Jika kamu mengunjungi Jepang kamu bisa melihat Geisha di distrik Gion di Kyoto yang merupakan tempat terkenal dengan keberadaan Geisha dan budaya Tradisional Jepang.
Namun, penting untuk diingat ya bahwa Geisha adalah seniman profesional dan bukan atraksi wisata. Jadi, pastikan untuk memperlakukan mereka dengan hormat dan menghargai tradisi dan budaya mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Kemendikbud