Seppuku adalah tradisi bunuh diri dengan membelah/menusuk perutnya sendiri dengan pedang.
INDOZONE.ID - Pada sekitar abad 12 saat Jepang dibawah kepemimpinan Shogun, Samurai menjadi prajurit paling kuat sebagai bawahan shogun.
Sebagai golongan militer paling kuat, samurai terletak pada strata sosial tertinggi dan mendapat hak-hak istimewa.
Menjadi golongan kelas sosial tertinggi, Samurai memiliki beberapa etika yang diterapkan ketika menjalankan tugasnya, etika ini disebut sebagai Bushido.
Baca Juga: Memahami Humanisme dan Etika Lingkungan dalam Filsafat Konfusianisme dan Taoisme di Tiongkok
Bushido adalah dasar pembentukan karakter bagi para samurai yang berkaitan dengan kesetiaan, kehormatan, tanggungjawab, kedisiplinan, kesederhanaan dan semangat juang yang tinggi.
Dengan etika bushido, Samurai akan terhindar dari sikap pembelotan dan pengkhianatan. Dalam Bushido, terdapat tradisi kematian terhormat yang disebut Seppuku.
Seppuku adalah tradisi bunuh diri dengan membelah/menusuk perutnya sendiri dengan pedang. Biasanya tradisi seppuku dilakukan oleh prajurit dengan tujuan untuk mempertahankan kehormatan atau harga diri.
Untuk melakukan tradisi Seppuku, diperlukan keberanian yang tinggi dengan tekad yang kuat. Seppuku bukanlah tradisi tanpa makna, tetapi merupakan tindakan yang mulia dan terhormat.
Baca Juga: Memahami Ronin, Sang Samurai Tanpa Tuan
Karena Seppuku merupakan tradisi yang dilakukan untuk melindungi kehormatan samurai, maka mereka yang tidak tergolong sebagai samurai, sangat tidak diharapkan untuk melakukan tradisi ini.
Bagi seorang samuraipun, untuk melakukan seppuku harus atas seizin dari Daimyo atau Shogun.
Seppuku digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:
Meskipun Seppuku adalah tradisi membinasakan diri, dalam pelaksanaannya tradisi ini memiliki banyak makna dan tujuan untuk menyampaikan perasaan samurai, baik perasaan kesetiaan, cinta, kemarahan, bentuk loyalitas terhadap atasan dan sebagainya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Britannica