Kategori Berita
Media Network
Rabu, 06 NOVEMBER 2024 • 18:12 WIB

Mengenal Tradisi Seppuku sebagai Kematian Terhormat Prajurit Jepang

Seppuku adalah tradisi bunuh diri dengan membelah/menusuk perutnya sendiri dengan pedang.

INDOZONE.ID - Pada sekitar abad 12 saat Jepang dibawah kepemimpinan Shogun, Samurai menjadi prajurit paling kuat sebagai bawahan shogun.

Sebagai golongan militer paling kuat, samurai terletak pada strata sosial tertinggi dan mendapat hak-hak istimewa.

Menjadi golongan kelas sosial tertinggi, Samurai memiliki beberapa etika yang diterapkan ketika menjalankan tugasnya, etika ini disebut sebagai Bushido.

Baca Juga: Memahami Humanisme dan Etika Lingkungan dalam Filsafat Konfusianisme dan Taoisme di Tiongkok

Bushido adalah dasar pembentukan karakter bagi para samurai yang berkaitan dengan kesetiaan, kehormatan, tanggungjawab, kedisiplinan, kesederhanaan dan semangat juang yang tinggi.

Dengan etika bushido, Samurai akan terhindar dari sikap pembelotan dan pengkhianatan. Dalam Bushido, terdapat tradisi kematian terhormat yang disebut Seppuku.

Seppuku adalah tradisi bunuh diri dengan membelah/menusuk perutnya sendiri dengan pedang. Biasanya tradisi seppuku dilakukan oleh prajurit dengan tujuan untuk mempertahankan kehormatan atau harga diri.

Untuk melakukan tradisi Seppuku, diperlukan keberanian yang tinggi dengan tekad yang kuat. Seppuku bukanlah tradisi tanpa makna, tetapi merupakan tindakan yang mulia dan terhormat.

Baca Juga: Memahami Ronin, Sang Samurai Tanpa Tuan

Karena Seppuku merupakan tradisi yang dilakukan untuk melindungi kehormatan samurai, maka mereka yang tidak tergolong sebagai samurai, sangat tidak diharapkan untuk melakukan tradisi ini.

Bagi seorang samuraipun, untuk melakukan seppuku harus atas seizin dari Daimyo atau Shogun.

Seppuku digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:

  1. Junshi/chugi-bara/oibara, adalah seppuku yang dilakukan sebagai bentuk kesetiaan bawahan atau anggota keluarga terhadap atasan atau tokoh yang menjadi teladannya.
  2. Kanshi, adalah seppuku yang dilakukan sebagai bentuk protes terhadap atasan yang melakukan kesalahan atau kesewenang-wenangan. Kanshi dilakukan dengan tujuan untuk mengingatkan atasannya bahwa apa yang telah dilakukannya adalah hal yang salah dan dapat menimbulkan hal buruk.
  3. Sukotsu shi, adalah seppuku yang dilakukan dengan tujuan untuk menebus kesalahan yang telah dilakukan oleh seorang samurai. Biasanya sukotsu shi dilakukan ketika samurai ditangkap oleh musuh.
  4. Munen-bara, adalah seppuku yang dilakukan untuk menunjukan sikap kemarahan. Ketika seorang samurai berada diposisi mendapat fitnahan atau tuduhan yang tidak mereka lakukan, mereka akan membuktikannya dengan melakukan seppuku munen-bara.
  5. Jigai, adalah seppuku yang dilakukan oleh seorang wanita, biasanya dilakukan oleh istri samurai sebagai ungkapan cinnta kepada suaminya yang telah wafat karena melakukan seppuku atau wafat dalam peperangan.

Meskipun Seppuku adalah tradisi membinasakan diri, dalam pelaksanaannya tradisi ini memiliki banyak makna dan tujuan untuk menyampaikan perasaan samurai, baik perasaan kesetiaan, cinta, kemarahan, bentuk loyalitas terhadap atasan dan sebagainya.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Britannica

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Mengenal Tradisi Seppuku sebagai Kematian Terhormat Prajurit Jepang

Link berhasil disalin!