Fenomena hijrah juga telah memengaruhi banyak artis, yang bergabung dengan komunitas Salafi.
Beberapa meninggalkan karier yang dianggap tidak sesuai dengan syariat untuk fokus pada dakwah. Mereka memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi penggemar tentang Salafisme dan membagikan pengalaman hidup Islami.
Komunitas biker Muslim, seperti Muslim Biker Indonesia (MBI), juga berkontribusi dalam memperkenalkan Salafisme kepada anak muda.
Dengan ribuan anggota, MBI mengadakan kegiatan Islami, menjadikan nilai-nilai Salafisme lebih relevan bagi komunitas biker dan pemuda.
Baca Juga: Sejarah Awal Mula Tahun Baru Islam dan Peristiwa Penting di Bulan Muharram
Dengan mengadopsi budaya pop dan teknologi digital, Salafisme kini lebih diterima oleh generasi milenial dan Gen Z. Mereka melihat Salafisme sebagai panduan Islami yang relevan untuk kehidupan modern.
Gerakan ini berhasil menembus kalangan pemuda urban yang sebelumnya sulit dijangkau, menjadikannya identitas baru bagi banyak dari mereka.
Meskipun dikenal sebagai ajaran yang konservatif, pendekatan Salafisme yang lebih terbuka dan adaptif membuatnya lebih mudah diterima di era digital.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: F. Aidulsyah, “The Rise Of Urban Salafism In Indonesia: The