Kategori Berita
Media Network
Selasa, 22 OKTOBER 2024 • 20:44 WIB

Mengintip Kehebatan Haenyeo, Nelayan Wanita Lansia di Pulau Jeju, Korea Selatan

Haenyeo, nelayan wanita asal Pulau Jeju, Korea Selatan

INDOZONE.ID - Dalam catatan sejarah Korea Selatan, istilah "Haenyeo" yang artinya "Wanita Lautan" muncul sejak abad ke-17. Pada saat itu, nelayan di Pulau Jeju akan memancing sampai menyelam ke dalam laut untuk mendapatkan buruan Ikan.

Sejak dulu, profesi nelayan di Pulau Jeju tidak memandang jenis kelamin. Namun seiring waktu, jumlah nelayan wanita mulai mengalami peningkatan dibanding jumlah nelayan pria.

Dalam penelitiannya Luciano Candisani, seorang penulis dari media Sidetracked, menyebut kalau alasan dibalik berkurangnya jumlah nelayan pria di Pulau Jeju adalah karena adanya tuntutan bayar pajak yang tinggi. Selain itu, kebijakan wajib militer di Korea Selatan juga menjadi penyebab lainnya.

Baca Juga: Berlangsung 6 Hari, Inilah Proses Menyucikan Roh Leluhur Dayak Ngaju

Karena 2 tuntutan itulah yang membuat para pria di Pulau Jeju terpaksa harus meninggalkan keluarganya. Akibatnya, para wanita di Pulau Jeju bertugas sebagai tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai seorang nelayan.

Jose Jeuland dari media Oceanographic's melakukan pengamatan terkait keseharian para Haenyeo di Pulau Jeju.

Para wanita akan melatih para anak perempuan dan gadis remaja di sana tentang bagaimana caranya melaut dan menyelam. Latihan ini biasa mereka lakukan sejak pukul 10 pagi.

Baca Juga: Kilas Balik Sumanto, Sosok Kanibal Asal Purbalingga yang Cari Kedamaian Abadi

Untuk latihan menyelamnya sendiri, mereka akan diminta untuk menyelami lautan hingga kedalaman 9 meter. Mereka akan diminta untuk menahan nafasnya di dalam air selama 2-3 menit.

Memasuki abad ke-20 ketika Jepang menjajah Korea, bangsa Jepang mengambil untung dari para Haenyeo Pulau Jeju. Mereka akan meminta para Haenyeo untuk menangkap biota laut sebanyak-banyaknya agar bisa mendapat untung yang besar.

Tidak hanya itu, bangsa Jepang juga mengambil beberapa warga Pulau Jeju dari semua jenis kelamin dan usia untuk membangun sejumlah infrastruktur, mulai dari jalur kereta api, pelabuhan hingga jalan raya.

Baca Juga: Nilai Religi dan Sosial dalam Tradisi Manopeng Masyarakat Banyiur

Tentunya masyarakat Korea tidak tinggal diam. Berbagai macam upaya perlawanan masyarakat hingga militer Korea pun dilakukan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Salah satu contohnya adalah Perang Korea yang berlangsung pada medio 1950-1953.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Allthatsinteresting.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Mengintip Kehebatan Haenyeo, Nelayan Wanita Lansia di Pulau Jeju, Korea Selatan

Link berhasil disalin!