Ilustrasi tarian sufi. (Freepik)
INDOZONE.ID - Pasti kalian pernah mendengar atau bahkan melihat tari sufi, dimana penari berputar dalam waktu yang lama. Apakah mereka tidak merasa pusing? Tentu orang awam yang belum ahli akan merasa pusing saat memutar badan beberapa kali.
Tarian sufi bukan jenis tari perpaduan antara seni dan budaya. Kalangan sufi menganggap tarian ini sebagai ritual di luar ibadah yang berfungsi sebagai amalan yang menciptakan khidmat. Berikut ini beberapa hal tentang tari sufi.
Tarian sufi juga dikenal dengan sebutan sema yang artinya “didengar” ini berasal dari Turki, tepatnya dari kota Konya, yang dulunya merupakan ibu kota Kesultanan Seljuk. Sang pencipta tarian ini adalah Jalaluddin Rumi, seorang penyair dan filsuf terkenal yang hidup pada abad ke-13.
Syair ciptaan Rumi masih sangat eksis hingga hari ini. Dahulu, Rumi menampilkan tarian ini pertama kali ketika guru spiritualnya meninggal, guru tersebut bernama Syamsuddin Tabriz. Rumi menampilkan tarian sufi sebagai ungkapan kesedihannya sehingga ia berputar menari sufi bahkan hingga 3 hari 3 malam.
Baca Juga: Tradisi Lamaran Unik di Turki, Kopi Asin jadi Ujian Cinta
Tarian sufi juga dianggap sebagai bagian dari meditasi diri. Meditasi ini erat kaitannya dengan tasawuf Islam. Para penari jdiharapkan mampu mencapai kesempurnaan dalamkeimanan, menghilangkan hawa nafsu, meninggalkan ego, dan hasrat pribadi. Kemudian penari akan mengalami ekstasi dan menyatu dengan Yang Ilahi.
Biasanya penari harus melakukan beberapa ritual terlebih dahulu. Ritual yang paling penting adalah dzikir. Tarian ini diiringi musik khas timur tengah dan gambaran perjalanan mistik khas pemahaman sufi. Tarian sufi dibagi menjadi empat bagian. Pertama, akan ada penyanyi solo yang menyanyikan lagu puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW dan dilanjutkan dengan improvisasi alat musik seruling.
Bagian ini disebut Naat. Yang kedua adalah Devr-i Veled, penarinya akan saling membungkuk. Proses ketiga menjadi bagian utama dari tarian ini. Dalam proses ini, penari akan berputar ke luar pemimpin tari yang berada di tengah. Terakhir, bagian Taksim, yaitu pemimpin tari membacakan ayat suci Alquran kemudian melaksanakan salat.
Setiap bagian upacara tari sufi mempunyai makna tersendiri. Bagian Naat mempunyai arti pemisahan manusia dengan Tuhan. Bagian Devr-i Veled dilakukan sebagai bentuk pengenalan akan nafas ketuhanan yang telah menghembuskan roh dalam diri manusia.
Ilustrasi tarian sufi. (Freepik)
Baca Juga: 6 Insiden Tragis 'September Hitam' di Indonesia: Dari Pembunuhan Munir hingga Tragedi PKI
Pada bagian utama, penari berputar diibaratkan bulan, dan pemimpin tari diibaratkan matahari. Mereka berputar berlawanan arah jarum jam sebagai wujud merangkul kemanusiaan dengan cinta. Gerakan tersebut juga melambangkan perputaran alam semesta dan putaran tawaf di Ka'bah.
Atribut yang mereka kenakan adalah peci memanjang, jubah hitam besar, kemeja putih memanjang di bagian bawah seperti rok, dan alas kaki. Mereka membungkuk hormat, lalu melepas jubah hitam mereka. Posisi tangannya menempel di dada dan menyilang sambil menggenggam bahu. Tarian sufi biasanya menggunakan alat musik seruling yang disebut ney. Dan ada juga yang menggunakan gnawa, alat musik dari Afrika bagian barat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Steemit.com