"Kami mendoakan tanah yang melimpah di tahun depan, agar tanaman tumbuh sehat," kata Asih, seorang petani berusia 64 tahun, seperti dilansir Reuters, Kamis (27/6/2024).
Asih menceritakan, dulunya kebun kubisnya bisa dipanen tiga kali dalam setahun, namun karena jarangnya hujan, ia kini hanya bisa panen satu kali saja.
"Kalau tidak ada hujan lagi, kita tidak bisa menanam tanaman lagi. Sekarang sudah kering seperti ini. Setelah kering akarnya tidak akan tumbuh lagi," sambungnya.
Para petani di Gunung Bromo bergantung pada air hujan dan danau tadah hujan untuk irigasi.
Namun, karena cuaca yang lebih kering membuat para petani, khususnya yang berada di sekitar Gunung Bromo jadi kesulitan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters