INDOZONE.ID - Indonesia merupakan negara yang kaya akan kesenian dan kebudayaan. Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri, termasuk dalam hal tarian.
Tarian daerah di Indonesia umumnya memiliki makna sejarah, nilai estetika, serta filosofi yang tinggi. Selain itu, beberapa tarian daerah juga memiliki nuansa mistis yang kental, karena kerap dijadikan sarana ritual atau pemujaan terhadap leluhur.
Berikut ini adalah beberapa tarian mistis di Indonesia yang terkenal.
Baca Juga: Mengungkap Misteri 'Plaza de Toros: Tarian Keberanian dalam Adu Banteng Spanyol
1. Tari Sigale-Gale (Sumatra Utara)
Salah satu tarian mistis di Indonesia yang terkenal adalah Tari Sigale-Gale dari Pulau Samosir, Sumatra Utara.
Sigale-Gale adalah boneka kayu yang dipahat menyerupai manusia, lengkap dengan pakaian adat suku Batak. Menurut legenda, Sigale-Gale adalah putra tunggal Raja Rahat yang meninggal karena sakit.
Untuk mengobati rasa sedihnya, Raja Rahat memerintahkan pembuatan boneka Sigale-Gale sebagai sarana untuk memanggil roh putranya.
Pertunjukan Tari Sigale-Gale melibatkan delapan hingga sepuluh penari Tor-Tor yang menggerakkan boneka tersebut.
Pada awalnya, boneka digerakkan oleh seseorang dari belakang, namun lama kelamaan, boneka tersebut akan bergerak dengan sendirinya karena dirasuki roh halus seiring dengan alunan musik.
Sebelum pertunjukan, dilakukan ritual pemanggilan arwah Sigale-Gale dari alam kematian. Tarian ini umumnya dipentaskan dalam acara adat dan budaya, serta menjadi daya tarik wisata.
2. Tari Sintren (Jawa Barat)
Tari Sintren berasal dari Cirebon, Jawa Barat, dan sangat erat kaitannya dengan legenda Dewi Lanjarsari, ratu penguasa pantai utara Pulau Jawa.
Menurut cerita, tarian ini mengisahkan hubungan asmara antara Ki Joko Bahu dan Rantamsari yang mendapat tentangan dari Sultan Agung. Untuk mencari kekasihnya yang hilang, Rantamsari menyamar sebagai penari.
Tari Sintren biasanya dibawakan oleh gadis suci yang belum menikah dan berasal dari keluarga penari. Sebelum pementasan, penari harus berpuasa dan menjalani ritual khusus untuk memudahkan roh memasuki tubuhnya.
Penari akan diikat dan dimasukkan ke dalam sangkar yang tertutup kain, lalu dibacakan doa dan mantra.
Saat sangkar dibuka, penari sudah lepas dari ikatan dan mengenakan kostum tari lengkap dengan kaca mata hitam. Konon, tubuh penari telah dikuasai oleh Dewi Lanjarsari.
Saat pertunjukan, penonton diperbolehkan melemparkan saweran. Setiap kali dilempari saweran, penari akan terjatuh dan berhenti menari, melambangkan sifat manusia yang mudah terlena oleh hal-hal duniawi seperti uang.
3. Tari Seblang (Banyuwangi)
Tari Seblang merupakan tarian mistis dari Banyuwangi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Tarian ini adalah bagian dari upacara adat atau ritual bersih desa Suku Osing yang bertujuan untuk menghindarkan desa dari marabahaya.
Tarian ini hanya dilakukan oleh keturunan penari Seblang sebelumnya dan dipilih langsung oleh dukun atau tetua adat setempat.
Penari harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu wanita yang dianggap suci, baik sebelum akil balig maupun yang telah menopause.
Di Desa Olehsari, penari biasanya adalah perempuan sebelum akil balig, sementara di Desa Bekungan, penari adalah perempuan yang sudah menopause.
Pelaksanaan tarian ini diselenggarakan selama tujuh hari berturut-turut tanpa latihan atau geladi bersih. Penari diberi kekuatan magis lewat ritual sehingga bisa menari tanpa lelah selama enam jam setiap hari.
Kepala penari dipasangi mahkota bernama ongklok yang terbuat dari bunga dan daun pisang. Jika penonton terkena lemparan selendang dari penari, mereka harus ikut menari.
4. Tari Calon Arang (Bali)
Tari Calon Arang adalah tarian mistis dari Bali yang digelar saat upacara keagamaan. Tarian ini mengandung alur cerita dengan tujuan untuk membersihkan desa dari roh jahat.
Kisahnya berkisar pada kemurkaan Calonarang, seorang janda penekun ilmu hitam, yang menyebarkan kutukan karena lamarannya ditolak.
Calonarang berubah menjadi sosok Rangda yang menyeramkan, sedangkan Mpu Bharada, penasihat raja, berubah menjadi Barong untuk melawannya.
Tarian ini juga melibatkan para warga yang kena kutukan dan seringkali diikuti dengan kehadiran Leak, yang ditandai dengan bola-bola api melayang.
Adegan kutukan sering menyebabkan penonton kerasukan. Penonton juga disuguhkan dengan adegan kematian korban Rangda yang kemudian ditinggalkan di kuburan.
Pemeran mayat bisa benar-benar meninggal jika pertunjukan tidak berhasil atau ritual tidak diterima.
Selain itu, Tari Calon Arang menampilkan adegan kekerasan seperti penusukan perut Rangda oleh Mpu Bharada dengan keris. Penari Rangda tidak akan terluka karena telah dirasuki roh yang membuatnya kebal.
Tarian ini biasanya berlangsung di tengah malam hingga dini hari di Pura Dalam atau tempat dekat kuburan. Penonton harus menyaksikan sampai tuntas, jika tidak, mereka bisa dicegat oleh Leak di tengah jalan.
5. Tari Salai Jin (Ternate)
Tari Salai Jin berasal dari Ternate, Maluku Utara. Konon, tarian ini dilakukan oleh leluhur untuk berkomunikasi dengan bangsa jin.
Mereka meminta bantuan jin dalam menyelesaikan masalah manusia, seperti wabah penyakit. Tari Salai Jin dipentaskan secara berkelompok oleh pria dan wanita.
Penari pria membawa wadah yang mengeluarkan asap kemenyan, sedangkan penari wanita membawa sekta daun palem (woka) kering sebagai pelindung dari roh jahat.
Baca Juga: Mengenal Kumpo, Tarian Mistis Asal Afrika yang Anggun dan Memikat
Penari wanita kemudian berpindah ke tengah-tengah penari pria dan mulai dirasuki roh, menari tanpa kendali. Tarian ini sering berubah mistis saat penari wanita mulai kerasukan dan menari dengan gerakan yang tidak terkontrol.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Phinemo.com