INDOZONE.ID - Pada Perang Dunia I, Jerman memiliki penerbang hebat yang berkali-kali memenangkan pertempuran di udara.
Red Baron adalah julukan bagi penerbang legendaris asal Jerman, Manfred von Richthofen. Kisah heroiknya bahkan pernah diangkat ke layar lebar dengan judul "The Red Baron” pada tahun 2008.
Red Baron lahir pada tanggal 2 Mei 1892 di Breslau (sekarang Wroclaw, Polandia) dengan nama lengkap Manfred Albrecht Freiherr von Richthofen.
Ia adalah putra seorang bangsawan Kerajaan Prusia, Mayor Albrecht von Richthofen.
Ketika menginjak usia 11 tahun, Richthofen mendaftarkan diri di sekolah militer Wahlstatt, ia kemudian meneruskan pendidikan militernya di Akademi Militer Kerajaan di Lichterfelde.
Karir militernya tidak langsung terjun ke angkatan udara, ia pernah ditugaskan menjadi perwira resimen kavaleri Prusia karena kepiawaiannya dalam berkuda.
Baca Juga: Karl Donitz, Laksamana Terhebat Jerman pada Masa Perang Dunia II: Bikin Sekutu Ketar-Ketir!
Pada awal Perang Dunia I, resimen kavaleri Richthofen terlibat pertempuran di front timur dan barat.
Atas keberaniannya, Richthofen mendapat penghargaan istimewa "Red Cross" sebelum akhirnya dipindah tugaskan ke angkatan udara Jerman tahun 1915.
Richthofen adalah seorang perwira muda yang keras kepala, ia berkeinginan untuk mengukir legasi dalam karir militernya.
Setelah bertugas di Dinas Udara Kekaisaran Jerman, Richthofen dapat beradaptasi dengan cepat. Ia bahkan mampu melakukan penerbangan solo pertamanya setelah sehari berlatih pada 10 Oktober 1915.
Richthofen menggunakan Albatros D.V sebagai pesawat tempur pertamanya dan menorehkan kemenangan dengan menembak jatuh enam pesawat sekutu.
Richthofen kemudian terlibat dalam berbagai operasi militer dan mencetak berbagai kemenangan. Richthofen mengganti pesawatnya menjadi Fokker DR-1 Dridecker dengan cat berwarna merah yang mencolok.
Kemampuan dan kehebatannya di udara serta karakteristik warna merah pada pesawat Fokker DR-nya, menjadikan Richthofen dijuluki sebagai der Rote Kampfflieger (Jerman) atau Red Baron oleh Inggris.
Pada tahun 1917, Red Baron diangkat menjadi komandan Flying Circus, squadron yang terdiri dari pilot-pilot terbaik Jerman.
Bersama dengan Flying Circus, Red Baron berhasil meraih kemenangan dalam perang udara di Ypres, Belgia pada bulan Agustus dan September. Tercatat, Red Baron telah menorehkan 80 kemenangan di udara atas pesawat-pesawat sekutu.
Penerbangan terakhir pilot terbaik Jerman tersebut terjadi pada 21 April 1918. Red Baron dan Flying Circus terlibat pertempuran dengan pesawat-pesawat Inggris (sekutu) di atas Vaux-sur-Somme, Prancis.
Saat Red Baron terbang rendah untuk mengejar pesawat musuh, ia diserang dari darat dengan penembak mesin Australia dan pesawat yang dikendalikan oleh Arthur "Roy" Brown asal Kanada.
Dalam insiden tersebut, Red Baron jatuh dan gugur setelah menerima tembakan di dada. Jasadnya kemudian dikebumikan secara terhormat oleh pihak sekutu dan hal ini membuktikan bahwa Red Baron adalah pilot terbaik selama Perang Dunia I yang dihormati kawan maupun lawan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Firstworldwar.com, Thevintageaviator.co.nz