INDOZONE.ID - Sosok Sutirah, pawang hewan wanita pertama di Indonesia, dikenal sebagai figur legendaris karena kemampuannya berinteraksi dengan hewan.
Lahir pada 1863, Sutirah sejak kecil sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam berkomunikasi dengan hewan di sekitar tempat tinggalnya.
Kisah hidupnya menjadi inspirasi dan bukti, bahwa talenta serta keberanian dapat membuka jalan menuju pencapaian luar biasa.
Baca Juga: Kisah Unik Gencatan Senjata Natal 1914: Simbol Kemanusiaan di Tengah Perang Dunia I
Awal Mula Kemampuan Sutirah
Kisah unik Sutirah terlihat sejak usia dini. Dia sudah menunjukkan bakat alami dalam memahami perilaku hewan.
Di desanya, ia kerap membantu orang tua mengurus hewan peliharaan, seperti ayam, kambing, dan kerbau.
Kemampuannya tidak cuma sekadar merawat, tetapi juga menenangkan hewan yang agresif atau sakit.
Hal ini membuat Sutirah mulai dikenal sebagai anak yang memiliki "sentuhan ajaib".
Ketika menginjak usia remaja, penduduk sekitar mulai mempercayakan berbagai urusan terkait hewan ternak kepada Sutirah.
Tugas-tugas, seperti membantu proses kawin hewan ternak, menenangkan kerbau mengamuk, hingga mencari ternak yang hilang, menjadi hal biasa baginya.
Kisah keberanian Sutirah menyelesaikan semua tugas tersebut dengan keahlian luar biasa, sehingga reputasinya menyebar ke desa-desa sekitar.
Tantangan Besar Sutirah di Perkebunan Teh
Nama Sutirah makin dikenal ketika diminta untuk membantu di sebuah perkebunan teh di Jawa Barat (Jabar).
Di perkebunan tersebut, para pekerja menghadapi ancaman macan tutul yang sering mengganggu aktivitas mereka.
Penduduk setempat yang sudah mendengar tentang kemampuan Sutirah, memanggilnya untuk membantu.
Dengan keberanian dan pendekatannya yang unik, Sutirah menghalau macan tutul tanpa melukai hewan tersebut.
Keberhasilan ini menjadi titik balik dalam kariernya. Sebab, ia mulai dianggap sebagai pawang hewan yang tidak hanya berbakat, tetapi juga memiliki pendekatan penuh empati terhadap satwa liar.
Karier Sutirah di Dierenbescherming Agentschappen
Kesuksesannya di perkebunan teh menarik perhatian pihak kolonial. Dilansir dari Cambridge University Press, Sutirah dipekerjakan oleh Dierenbescherming Agentschappen, sebuah lembaga pengawasan hewan yang didirikan oleh pemerintah kolonial.
Di lembaga ini, Sutirah bertugas menangani berbagai kasus yang melibatkan hewan, seperti konflik antara manusia dan satwa liar, serta membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
Selain itu, Sutirah juga bekerja sama dengan Carl Wilhelm Weber, seorang ahli zoologi terkenal pada masa itu.
Weber, yang terpukau oleh keahlian Sutirah, mengajaknya untuk menjelajahi berbagai wilayah di Indonesia.
Bersama Weber, Sutirah menjelajahi pulau-pulau, seperti Lombok, Sulawesi, hingga Kepulauan Tanimbar.
Dalam perjalanan ini, mereka melakukan klasifikasi berbagai jenis hewan vertebrata, yang hasilnya menjadi sumbangan penting bagi ilmu zoologi.
Keunikan dan Keahlian Sutirah
Salah satu aspek istimewa Sutirah, adalah cara ajaib yang dilakukannya dalam berinteraksi dengan hewan.
Ia menggunakan pendekatan lembut nan tegas, memahami bahasa tubuh dan perilaku hewan dengan baik.
Pendekatan ini membuatnya mampu menjalin "komunikasi" yang efektif dengan berbagai jenis hewan, dari ternak hingga satwa liar.
Selain itu, Sutirah dikenal memiliki pengetahuan mendalam tentang ekosistem dan pola hidup hewan.
Pengetahuan ini tidak didapatkan Sutirah dari pendidikan formal, tetapi pengalaman langsung di lapangan.
Hal ini membuat Sutirah menjadi sosok yang tidak hanya dihormati oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh ilmuwan dan pihak kolonial.
Baca Juga: Kisah Misteri Boneka Ditutupi Kain Bismillah yang Menghebohkan Singapura
Warisan Kemampuan Sutirah
Hingga kini, Sutirah dikenang sebagai pawang hewan wanita pertama di Indonesia. Dia membuka jalan bagi perempuan, untuk berkontribusi dalam bidang yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki.
Warisan Sutirah tidak hanya terlihat dalam catatan sejarah, tetapi juga dalam cerita-cerita rakyat yang menggambarkan dirinya sebagai sosok pemberani dengan hati yang besar.
Bagi banyak orang, Sutirah adalah simbol bagaimana kecintaan terhadap hewan dan alam, dapat membawa seseorang mencapai hal-hal besar.
Baca Juga: Kisah Tragis dan Ajaib Essie Dunbar: Dinyatakan Mati, lalu Hidup Lagi!
Kisah Sutirah adalah bukti bahwa bakat, keberanian, dan kerja keras dapat membawa seseorang melampaui batasan yang ada.
Sebagai pawang hewan wanita pertama di Indonesia, Sutirah tidak hanya membantu masyarakat lokal, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang satwa di Nusantara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cambridge University Press